• Berita Terkini

    Rabu, 23 Maret 2022

    RMU Jadi Solusi Buat Petani Kebumen yang Gagal Panen Gegara Banjir


    KEBUMEN(kebumenekspres.com)- Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto merasakan betul duka para petani yang sawahnya terancam gagal panen gara-gara banjir. Bupati pun memerintahkan jajarannya dapat menyelamatkan nasib para petani. Solusi yang ditawarkan Bupati adalah membawa padi milik petani ke Sentra Pengelolaan Beras Terpadu (SPBT)  atau Rice Milling Unit (RMU) di Kutowinangun.

    "Kita tahu dampak dari banjir ini adalah banyaknya kerugian material yang dirasakan masyarakat. Banyak padi atau gabah yang basah karena banjir. Untuk bisa menyelamatkan gabah ini dalam jumlah besar, maka para petani bisa membawanya ke RMU di Kutowinangun. Pemerintah melalui dinas terkait harus bisa memfasilitasi," ujar Bupati saat memantau penanganan banjir di Kecamatan Rowokele, Selasa (22/3/2022).

    Sentra Pengelolaan Beras Terpadu (SPBT)  atau Rice Milling Unit (RMU) yang ada di Kecamatan Kutowinangun adalah tempat penggilingan dan pengeringan padi modern yang bisa menyerap gabah dalam jumlah besar. Situasi seperti ini, Bupati menilai RMU harus bisa dimaksimalkan membantu petani.

    "Mengapa di RMU? Karena tempat ini bisa menampung padi dalam jumlah yang besar. Dinas berkoordinasi dengan pemerintah di bawahnya (kecamatan/desa) untuk mendata mana saja gabah milik masyarakat yang rusak karena banjir. Ini  didata, terus dibawa ke RMU untuk dikeringkan, transportasinya nanti disiapkan gratis," terang Bupati.

    Bupati menyatakan, di RMU ini gabah petani bisa memiliki nilai jual lebih karena diolah dengan cara modern. Petani juga bisa langsung menjualnya di situ atau dibawa pulang. Bupati hanya ingin mengatakan, pemerintah harus benar-benar hadir memberikan solusi tatkala masyarakat terkena bencana.

    "Saya ingin menyampaikan bahwa saat situasi seperti pemerintah harus bisa benar-benar hadir di masyarakat. Apa yang diinginkan dan dibutuhkan masyarakat sebisa mungkin kita cari solusinya agar cepat tertangani," terang Bupati.


    Bupati mengaku bersyukur, banjir di Kebumen sepekan terakhir surut. Dengan demikian, Pemkab bisa melakukan penanganan pasca banjir, khususnya bagi warga yang terdampak. Bupati memastikan, semua kebutuhan makanan pokok, dan juga kebutuhan lainnya seperti alat pembersih diri, pakaian, selimut, obat-obatan terus dipasok dari pemerintah dan relawan dari berbagai organisasi kemanusiaan. Semua kata Bupati, harus bergotong royong untuk penanganan banjir di Kebumen.


    "Kita tidak bisa bekerja sendiri, butuh kebersamaan. Kolaborasi dan koordinasi ini penting dalam penanganan bencana ini agar kerja kita itu ada hasilnya. Jangan semua berjalan sendiri-sendiri atau ada yang merasa paling berjasa dalam penanganan ini. Semua kita tim. Harus kompak!" tandas Bupati.


    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kebumen melaporkan jumlah pengungsi di Kebumen saat ini total ada 1808 orang. Pengungsi semua ada di Kecamatan Ayah, yang menjadi wilayah paling parah terdampak.  Para pengungsi ini ada 25 titik yang tersebar di Desa Candirenggo, Bulurejo, Kedungweru, Demangsari dan  Mangunweni. 

    Setidaknya banjir di Kebumen juga telah menerjang 22 kecamatan dan 120 desa. Hujan deras juga menyebabkan longsor di 69 desa di 13 kecamatan. Hujan juga menyebabkan tiga jembatan rusak tidak bisa terpakai, yakni Jembatan Wetonkulon, Puring, Jembatan Tebu, Candirenggo, dan Jembatan Sukomulyo, Rowokele. 


    Humas BPBD Kebumen, Heri Purwoto mengatakan, banjir juga menyebabkan para petani terancam gagal panen karena areal persawahan terendam banjir. Antara lain, di Kecamatan Ayah yang juga menjadi yang terparah terkena dampak banjir.

    Gagal panen juga terjadi di wilayah kecamatan lain, seperti Rowokele dan Prembun. Hanya, Heri belum memperoleh angka pasti luasan atau kerugian sektor pertanian akibat banjir ini. “Untuk data kami belum bisa menyajikan, karena kita belum sampai ke pendataan ke dampak di pertanian, masih dilakukan pendataan oleh teman-teman di dinas pertanian,” jelasnya.


    Terkait kondisi warga, Heri mengklaim sebagian besar sudah mulai kembali ke rumah dan melakukan pembersihan. Akan tetapi, dapur umum masih dioperasionalkan untuk menyuplai kebutuhan warga terdampak banjir. Baik dapur umum BPBD, PMI, maupun pihak lainnya. “Sebagian besar sudah mulai bersih-bersih, tapi mungkin beberapa rumah masih ada genangan,” ungkapnya.(fur)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top