• Berita Terkini

    Minggu, 08 Juni 2025

    QRIS Satukan Transaksi Digital, UMKM Kebumen Semakin Mudah Jualan

    Zakiyatun Fajariyah

    Gaya bertransaksi masyarakat kini makin berubah. Kalau dulu uang tunai jadi pilihan utama tetapi sekarang cukup buka aplikasi di HP dan scan QR code, semua jadi lebih mudah, cepat dan praktis. Di banyak warung makan, toko kelontong, sampai minimarket modern di Kebumen, kita mulai terbiasa melihat kode QR di meja kasir.

    Perubahan ini tak lepas dari hadirnya QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), sistem pembayaran digital yang diluncurkan oleh Bank Indonesia (BI) dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) sejak tahun 2019.

    Dengan QRIS, cukup satu kode QR bisa dipakai semua aplikasi pembayaran, mulai dari GoPay, OVO, Dana, ShopeePay, LinkAja, hingga mobile banking berbagai bank. Ini tentu sangat memudahkan baik pedagang maupun pembeli dalam melakukan transaksi non-tunai.

    Praktis dan Terjangkau

    Sebelum ada QRIS, kadang transaksi gagal hanya karena QR code dari penjual tak cocok dengan aplikasi yang digunakan pembeli. Tapi sekarang, cukup satu kode untuk semua. QRIS hadir dalam dua jenis yaitu statis (QR code dicetak dan dipasang) dan dinamis (muncul otomatis dari sistem kasir sesuai jumlah belanja).

    Buat pelaku usaha, ini merupakan kabar baik. Mereka tak perlu beli alat mahal atau mesin EDC. Cukup hanya dengan memiliki HP dan akun pembayaran digital, usaha pun bisa melayani pembayaran non tunai atau cashless.

    UMKM Kebumen Diuntungkan

    QRIS benar-benar membantu pelaku UMKM. Menurut data BI, sampai akhir 2024, ada lebih dari 30 juta merchant di Indonesia yang pakai QRIS. Yang menarik, 90 persen di antaranya adalah usaha mikro, kecil, dan menengah.

    Pedagang di Kebumen pun ikut merasakan manfaatnya. Misalnya, pedagang makanan di alun-alun, toko baju di Kutowinangun, sampai warung kopi kekinian di Karangsambung. Mereka bisa menerima pembayaran dari berbagai aplikasi tanpa ribet.

    Lebih dari itu, transaksi lewat QRIS otomatis tercatat. Ini memudahkan pelaku usaha mencatat keuangan dan bisa jadi modal penting saat ingin mengajukan pinjaman ke bank atau koperasi.

    Tantangan dan Realita di Daerah

    Walaupun QRIS makin dikenal, tantangan tetap ada. Beberapa pedagang di desa mengaku belum begitu paham cara kerja QRIS. Di beberapa lokasi pelosok juga masih ada kendala sinyal internet yang membuat pembayaran digital belum bisa berjalan lancar.

    Di Kebumen bagian selatan misalnya, masih ditemukan pedagang yang ragu menggunakan QRIS karena takut salah pencet atau bingung soal cara daftarnya. Ada pula yang khawatir saldo tak langsung masuk atau pelanggan belum terbiasa.

    Masalah lain adalah kekhawatiran soal keamanan data dan penipuan online. Beberapa warga merasa ragu karena sering mendengar kasus penipuan digital, padahal sistem QRIS sendiri sudah dilengkapi keamanan berlapis. Karena itu, edukasi dari pemerintah dan perbankan perlu terus digalakkan agar masyarakat lebih percaya dan paham cara pakai QRIS dengan aman.

    Dipakai Turis Asing dan Siap Go Internasional

    Menariknya, sekarang QRIS tak hanya berlaku di Indonesia saja. BI sudah bekerja sama dengan negara tetangga seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura. Turis dari negara itu bisa bayar di Indonesia pakai QR code QRIS lewat aplikasi dompet digital mereka. Sebaliknya, orang Indonesia yang pergi ke luar negeri juga bisa pakai QRIS untuk belanja.

    Fitur lain seperti QRIS Tuntas sedang dikembangkan. Nantinya, masyarakat bisa melakukan tarik tunai atau transfer uang hanya dengan QRIS, tanpa perlu ribet mengunjungi ke ATM atau ke bank.

    Harapan Pelaku UMKM: Pendampingan Nyata

    Banyak pelaku UMKM di Kebumen berharap ada pendampingan langsung dari instansi terkait. Sosialisasi satu arah baik melalui media sosial atau poster dirasa belum cukup. Mereka ingin ada pelatihan langsung cara mendaftar, menggunakan, dan menjaga keamanan transaksi digital.

    Beberapa komunitas UMKM lokal sudah mulai mengadakan pelatihan kecil-kecilan, namun masih terbatas. Jika kolaborasi antara pemerintah daerah, bank, kampus, dan pelaku usaha bisa digerakkan lebih aktif, maka digitalisasi ekonomi lokal akan lebih cepat tercapai.

    Menuju Digitalisasi Merata dan Berkeadilan

    QRIS jadi bukti nyata bahwa teknologi bisa menyentuh semua lapisan masyarakat, termasuk pelaku usaha kecil di daerah. Di Kebumen, makin banyak pelaku UMKM yang melek digital dan siap bersaing di era ekonomi baru.

    Namun begitu, kesuksesan QRIS tak cukup hanya dilihat dari jumlah pengguna. Yang terpenting adalah pemerataan pemahaman dan infrastruktur. Masyarakat perlu terus didampingi agar manfaat QRIS benar-benar terasa hingga ke pelosok desa.

    Dengan melakukan kerja sama semua pihak—pemerintah, pelaku usaha, komunitas, dan masyarakat—QRIS bisa jadi sebuah jalan pembuka menuju ekonomi digital yang adil, inklusif, dan merata, dari kota sampai ke pelosok desa.(*)

    Penulis: Zakiyatun Fajariyah

    Penulis merupakan mahasiswa S2 Manajemen, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto




    Berita Terbaru :


    Scroll to Top