• Berita Terkini

    Minggu, 07 Agustus 2016

    Tembang Macapat Nyaris Tanpa Penerus

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Keberadaan tembang macapat sebagai salah satu kebudayaan kian tersisih dan semakin punah dari peminat kaum muda. Generasi muda sekarang menilai seolah macapat sudah ketinggalan jaman dibanding lagu pop. Jika dibiarkan, dikhawatirkan akan benar-benar punah. Padahal, macapat adalah kebudayaan Jawa yang adi luhung.

    Ketua Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kebumen, Bambang Budiyono, mengatakan kesenian macapat telah kehilangan generasi, karena sudah tidak ada lagi generasi muda yang mau mempelajarinya.

    "Ini memang problem perkembangan kesenian tradisional yang ada di Kebumen," kata Bambang Budiyono, kepada Kebumen Ekspres, baru-baru ini.

    Menurut dia, perkembangan kemajuan teknologi informasi dengan ketersediaan sarana televisi yang setiap saat dan setiap waktu selalu menampilkan jenis kesenian telah mampu menggeser kesenian tradisional yang sudah ada.

    "Hal semacam ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami," tegas pria yang juga dalang wayang asal Desa Jatijajar, Kecamatan Ayah ini.

    Oleh sebab itu, sambung Bambang, ke depan DKD Kebumen perlu melakukan upaya-upaya terstruktur untuk tetap mempertahankan hazanah budaya, termasuk jenis kesenian tradisional lain yang ada di Kebumen, untuk tetap berkembang.

    Salah satunya, kata dia dengan melakukan kreasi ulang terhadap kesenian tradisional. Sehingga jenis kesenian itu bisa tampil dengan menarik, tanpa menghilangkan nilai tradisi yang ada.

    Dengan cara seperti itu, akan banyak generasi muda tertarik untuk mempelajarinya. "Tapi memang sering kali ada problem, khawatir pakem keseniannya hilang," ujarnya.

    Bambang Budiyono menambahkan, tembang macapat sering dimaknai sebagai panglipur turun lare (penghantar tidur anak) yang kadang lebih sering didengar sebagai lagu nina bobo. Tembang macapat ini ditembangkan sambil mengendong anaknya agar segera tidur. Biasanya dilakukan oleh para orang tua terdahulu kalau menidurkan anaknya.

    "Kita semua harus menyadari, walaupun perkembangan jaman semakin maju dan modern tetapi kita harus tidak melupakan asal usulnya," imbuhnya.

    Ia juga mengajak semua pihak untuk tidak meninggalkan nilai-nilai luhur budaya nenek moyangnya yang adi luhung. "Siapa lagi yang melestarikan budaya kita kalau bukan kita sendiri. Dan jangan protes kalau budaya kita akan di miliki oleh negara-negara lain yang bisanya hanya mencontoh budaya kita dan mengklaimya," paparnya.

    Dalang senior ini berharap, masyarakat Kebumen mulai mau belajar dan peduli terhadap perkembangan seni tembang macapat. Ia menyatakan kesanggupannya untuk menularkan pengetahuannya pada siapa saja yang ingin belajar tembang macapat.(ori)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top