KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Warga Desa Kalibening, Kecamatan Karanggayam, baru-baru ini, gugur gunung membangun jalan di atas perbukitan. Jalan ini, untuk membuka akses wisata Bukit Jawa yang berada di wilayah setempat.
Warga menggunakan peralatan seadanya, dari cangkul hingga sabit. Kendati lumayan sulit karena medan yang berada di pegunungan, semangat warga tak menurun. Mereka bekerja sama menyingkirkan dahan-dahan pohon, dan membuka hutan agar akses menuju lokasi wisata segera dapat dilewati.
Sekretaris Desa Kalibening, Budi Priyoko, menjelaskan, kegiatan gotong royong ini dalam rangka mendukung dibukanya obyek wisata di daerah setempat. Obwis dimaksud, yakni Bukit Pager Jawa."Selain sebagai wisata alam, obyek wisata ini juga menjadi wisata religi karena di lokasi terdapat petilasan Adipati Suwarno," katanya, (24/4/2019).
Pembuatan jalan, sekaligus membuka akses menuju wisata alam Watu Lawang. "Watu lawang merupakan batu berukuran besar yang terletak di tengah hutan. Konon ceritanya, batu ini ada sejak ribuan tahun lalu. Warga menyebutnya watu lawang atau batu pintu. Dinamakan begitu karena di bagian bawah batu terdapat rongga yang menyerupai pintu," jelas Budi Priyoko.
Versi warga, lokasi tersebut dahulu sering menjadi tempat pertapaan para raja. "Kami berharap kedua tempat wisata ini nantinya bisa dikembangkan menjadi obyek wisata yang diminati wisatawan. Sehingga, perekonomian warga masyarakat bisa terangkat," ujar Budi Priyoko yang didampingi Ketua LMDH , Kasman.(cah)
Sekretaris Desa Kalibening, Budi Priyoko, menjelaskan, kegiatan gotong royong ini dalam rangka mendukung dibukanya obyek wisata di daerah setempat. Obwis dimaksud, yakni Bukit Pager Jawa."Selain sebagai wisata alam, obyek wisata ini juga menjadi wisata religi karena di lokasi terdapat petilasan Adipati Suwarno," katanya, (24/4/2019).
Pembuatan jalan, sekaligus membuka akses menuju wisata alam Watu Lawang. "Watu lawang merupakan batu berukuran besar yang terletak di tengah hutan. Konon ceritanya, batu ini ada sejak ribuan tahun lalu. Warga menyebutnya watu lawang atau batu pintu. Dinamakan begitu karena di bagian bawah batu terdapat rongga yang menyerupai pintu," jelas Budi Priyoko.
Versi warga, lokasi tersebut dahulu sering menjadi tempat pertapaan para raja. "Kami berharap kedua tempat wisata ini nantinya bisa dikembangkan menjadi obyek wisata yang diminati wisatawan. Sehingga, perekonomian warga masyarakat bisa terangkat," ujar Budi Priyoko yang didampingi Ketua LMDH , Kasman.(cah)
Berita Terbaru :
- Peradi Kebumen Cetak Advokat-advokat Tangguh dan Berintegritas
- Tugu Lawet (masih) Langganan Banjir saat Hujan Deras
- Aksi Balap Liar Digagalkan Polisi
- Santri Bisa Kuliah Gratis Bahkan Dapat Uang Saku
- MAN 2 Kebumen Sabet Juara 3 Dari Ajang O2SN Tingkat Kabupaten
- Jangan Khawatirkan Loyalitas, Bupati Kebumen Diminta Kedepankan Meritokrasi,
- Estafet Kepemimpinan di SMK Gasmeka: Haru Melepas, Semangat Menyambut