![]() |
Saefur Rohman / Kebumen Ekspres |
Namun, itu tak terjadi pada siswa-siswa sekolah dasar di Kebumen ini, khususnya Kecamatan Alian dan Karangsambung. Siswa-siswa disana berangkat sekolah sendiri. Meski, jarak antara rumah dan sekolah bisa mencapai 4 km. Rumah para siswa ini juga bisa dikategorikan "terpencil" karena berada di daerah pegunungan.
Kemandirian anak-anak ini terlihat di beberapa siswa sekolah dasar seperti SD N 1 Kalijaya, SD N 3 Wonokromo, Kecamatan Alian. Hingga SD N 1 Totogan Kecamatan Karangsambung. Para murid sekolah dasar SD yang rata - rata masih berusia 6-7 tahun tersebut mereka sudah berani berangkat dan pulang sekolah sendiri.
"Kemarin hanya diantar hari pertama oleh ibu, sekarang berangkat sendiri," kata Dimas (8) salah satu siswa SD N 1 Kalijaya.
Jarak tempuh yang hampir 4 km mereka tempuh dengan jalan kaki melewati sawah, jalan setapak dan naik turun. "Tiap hari lewat sini, ya jalan kaki, paling kalau hujan becek karna lewat sawah," kata Marifatun Hasanah (8) yang juga siswa SD N 1 Kalijaya warga Dukuh Suru RT 04 RW 01 Desa Kalijaya.
Tak hanya Siswa SD Kalijaya yang menempuh jarak jauh untuk bersekolah, hal serupa juga dirasakan oleh Anggun (6) warga Desa Totogan Kecamatan Karangsambung, dan Roziah (5) warga Dukuh Simbang RT 10 RW 03 Desa Wonokromo Kecamatan Alian. "Berangkatnya pagi nunggu teman - teman kumpul, baru berangkat bareng," kata Roziah.
Afif Wicaksono Spd, salah satu guru di SD N 3 Wonokromo, mengatakan, hingga hari kedua masuk sekolah jumlah orang tua murid yang mengantarkan dan menunggui anaknya mulai menurun hingga 60 persen. "Hari kedua ini lebih banyak anak berangkat sendiri, orang tua yang menunggui juga mulai berkurang dibandingkan hari pertama," kata Afif didampingi guru lainnya Wahyuni GS Spd. (saefur/cah)
"Kemarin hanya diantar hari pertama oleh ibu, sekarang berangkat sendiri," kata Dimas (8) salah satu siswa SD N 1 Kalijaya.
Jarak tempuh yang hampir 4 km mereka tempuh dengan jalan kaki melewati sawah, jalan setapak dan naik turun. "Tiap hari lewat sini, ya jalan kaki, paling kalau hujan becek karna lewat sawah," kata Marifatun Hasanah (8) yang juga siswa SD N 1 Kalijaya warga Dukuh Suru RT 04 RW 01 Desa Kalijaya.
Tak hanya Siswa SD Kalijaya yang menempuh jarak jauh untuk bersekolah, hal serupa juga dirasakan oleh Anggun (6) warga Desa Totogan Kecamatan Karangsambung, dan Roziah (5) warga Dukuh Simbang RT 10 RW 03 Desa Wonokromo Kecamatan Alian. "Berangkatnya pagi nunggu teman - teman kumpul, baru berangkat bareng," kata Roziah.
Afif Wicaksono Spd, salah satu guru di SD N 3 Wonokromo, mengatakan, hingga hari kedua masuk sekolah jumlah orang tua murid yang mengantarkan dan menunggui anaknya mulai menurun hingga 60 persen. "Hari kedua ini lebih banyak anak berangkat sendiri, orang tua yang menunggui juga mulai berkurang dibandingkan hari pertama," kata Afif didampingi guru lainnya Wahyuni GS Spd. (saefur/cah)
Berita Terbaru :
- Perbaikan Jembatan Weton Kulon Ditarget Selesai Akhir 2025
- Bupati Kebumen Tinjau Perbaikan Jalan, Tekankan Pentingnya Kualitas
- Dinsos Kebumen Bakal Kawal Aktifasi Data BPJS Yang Dinonaktifkan
- Peserta Geofest Bakal Diajak Wisata Tubing dan Jelajah Pesisir Selatan
- Bank Jateng Kebumen Dapat Laba Rp 35,1 Miliar
- PBH Peradi Kebumen Tolak Tegas Implementasi KRIS Program JKN
- 34,8 Ribu JKN KIS Warga Kebumen Dinonaktifkan