![]() |
IMAM/EKSPRES |
Hal itulah yang dilaksanakan oleh Kelompok Tani Ternak Mugi Mulyo Desa Mengkowo Kebumen. Sebanyak 18 anggota kelompok yang dipimpin oleh Muhammad Khamin itu, mengikuti pelatihan pembuatan pupuk organik (bokashi) dan pakan ternak fermentasi. Pelatihan dilaksanakan oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Sejahtera Desa Mengkowo dengan meminta nara sumber Arif Kurniawan, Sutarjo, Mulyo Widiyastomo dan Ika Mayasari dari Dinas Pertanian dan Pangan (Distapang) Kebumen, di Sekretariat Kelompok Tani Ternak Mugi Mulyo, Kamis (3/8/2017).
Dalam kesempatan itu, para narasumber menyampaikan, pakan ternak dapat dibuat dengan bahan Jerami, bekatul, urea, em4 peternakan, molase dan air. Selain untuk pakan ternak, limbah juga dibuat sebagai pupuk bokashi menggunakan bahan kotoran sapi, bekatul, pohon pisang, sekam, molase, em 4 dan air.
Dari proses fermentasi maka terjadi pemecahan senyawa organik dengan bantuan mikroorganisme. Hal ini diubah menjadi senyawa sederhana. Dengan fermentasi maka pakan ternak lebih awet dengan kandungan karbohidrat, protein dan vitamin cukup stabil. “Pemberian pakan fermentasi dengan jumlah seimbang akan membuat ternak terpelihara dengan baik,” kata Arif Kurniawan.
Pembuatan pakan fermentasi, juga memudahkan para peternak. Sebab peternak tidak harus mencari pakan setiap hari. Pakan fermentasi dapat dibuat dengan ukuran banyak, sehingga ketersediaan pakan ternak dapat tercukupi dengan baik. “Jika hujan sehari, tentunya peternak kesulitan mencari pakan. Hal ini dapat diatasi dengan persediaan pakan fermentasi,” paparnya.
Sementara itu, Ketua BKM Muslihudin menyampaikan, pelatihan dilaksanakan juga dalam rangka peningkatan kapasitas masyarakat program kota tanpa kumuh. Dengan memanfaatkan limbah menjadi pakan ternak, dan membuat kotoran ternak menjadi pupuk maka turut serta menciptakan kebersihan lingkungan. “Sangat perlu dilakukan kegiatan berkesinambungan antara pertanian dan peternakan. Hal itu saling terkait satu sama lain dengan hubungan saling menguntungkan,” ucapnya. (mam)
Dalam kesempatan itu, para narasumber menyampaikan, pakan ternak dapat dibuat dengan bahan Jerami, bekatul, urea, em4 peternakan, molase dan air. Selain untuk pakan ternak, limbah juga dibuat sebagai pupuk bokashi menggunakan bahan kotoran sapi, bekatul, pohon pisang, sekam, molase, em 4 dan air.
Dari proses fermentasi maka terjadi pemecahan senyawa organik dengan bantuan mikroorganisme. Hal ini diubah menjadi senyawa sederhana. Dengan fermentasi maka pakan ternak lebih awet dengan kandungan karbohidrat, protein dan vitamin cukup stabil. “Pemberian pakan fermentasi dengan jumlah seimbang akan membuat ternak terpelihara dengan baik,” kata Arif Kurniawan.
Pembuatan pakan fermentasi, juga memudahkan para peternak. Sebab peternak tidak harus mencari pakan setiap hari. Pakan fermentasi dapat dibuat dengan ukuran banyak, sehingga ketersediaan pakan ternak dapat tercukupi dengan baik. “Jika hujan sehari, tentunya peternak kesulitan mencari pakan. Hal ini dapat diatasi dengan persediaan pakan fermentasi,” paparnya.
Sementara itu, Ketua BKM Muslihudin menyampaikan, pelatihan dilaksanakan juga dalam rangka peningkatan kapasitas masyarakat program kota tanpa kumuh. Dengan memanfaatkan limbah menjadi pakan ternak, dan membuat kotoran ternak menjadi pupuk maka turut serta menciptakan kebersihan lingkungan. “Sangat perlu dilakukan kegiatan berkesinambungan antara pertanian dan peternakan. Hal itu saling terkait satu sama lain dengan hubungan saling menguntungkan,” ucapnya. (mam)
Berita Terbaru :
- Ahmad Luthfi Lepas Penerbangan Perdana Semarang–Karimunjawa
- Gubernur Jateng Diapresiasi Media Lewat Forum Rembug
- Dibully Soal Rob Sayung, Ahmad Luthfi Fokus Kinerja Jangka Pendek dan Panjang
- Warga Nigeria Jadi Penghuni Rutan Kebumen
- PSHT Kebumen Kukuhkan 238 Pendekar Baru
- Perbaikan Jembatan Weton Kulon Ditarget Selesai Akhir 2025
- Bupati Kebumen Tinjau Perbaikan Jalan, Tekankan Pentingnya Kualitas