KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Pemerhati Kebijakan Publik Kabupaten Kebumen, Arif Yuswandono menyoroti keberadaan Taman Kota Jenderal HM Sarbini. Sejak diresmikan pada tahun 2012 lalu, taman yang dulunya bekas terminal Kebumen itu kini kembali "mati suri".
Saat ini, kata Arief, Taman Kota Jenderal HM Sarbini tidak dimanfaatkan secara produktif. "Dari beberapa orang yang saya temui, taman kota ini hanya sebagai tempat nge-date beberapa gelintir pasangan remaja," katanya.
Ini tentu sangat disayangkan. Dulunya taman ini dibuat sebagai revitalisasi atas mangkraknya terminal bus Kebumen sejak tahun 2003. Hingga kemudian, Taman Kota dibuat dan diresmikan pada 25 Mei 2012.
Saat ini, kata Arief, Taman Kota Jenderal HM Sarbini tidak dimanfaatkan secara produktif. "Dari beberapa orang yang saya temui, taman kota ini hanya sebagai tempat nge-date beberapa gelintir pasangan remaja," katanya.
Ini tentu sangat disayangkan. Dulunya taman ini dibuat sebagai revitalisasi atas mangkraknya terminal bus Kebumen sejak tahun 2003. Hingga kemudian, Taman Kota dibuat dan diresmikan pada 25 Mei 2012.
Kemudian pada masa Bupati Buyar Winarso dijadikan Ruang Terbuka Hijau dengan anggaran lebih dari 2,5 miliar rupiah.
Seharusnya, kata Arief, taman ini bisa dapat lebih difungsikan. "Tamkot Kebumen sangat visible dijadikan sebagai public space yang mengakomodir jiwa-jiwa kreatif dan pegiat seni budaya Kebumen," ujarnya.
Jika Pemkab Kebumen tanggap dan didukung stakeholder, Tamkot bisa ditingkatkan fungsinya selain sebagai RTH, juga dibentuk seperti Amphitheater jyang menjadi tempat unjuk kebolehan para pegiat seni budaya Kebumen.
Disana bisa untuk pentas kesenian tradisional seperti wayang kulit atau wayang orang, ketoprak, jemblungan, cepetan dan sebagainya. Bisa juga utuk pentas seni modern seperti jazz, band pelajar, panthomim, stand up comedy hingga tari kontemporer. "
Bahkan tamkot bisa dimanfaatkan untuk menggelar pameran karya seni, lukisan, kerajinan dan karya kreatif putra Kebumen lainnya," imbuh Arief.
Yang paling istimewa jika Tamkot juga berfungsi sebagai galeri untuk mendisplay dokumen sejarah Jenderal HM Sarbini dan tokoh penting Kebumen lainnya.
"Akhirnya, tamkot bisa menjadi jendela seni budaya dan sejarah Kebumen, hingga masyarakat Kebumen makin cinta dan mengenal daerahnya," katanya. (cah)
Berita Terbaru :
- Ahmad Luthfi Lepas Penerbangan Perdana Semarang–Karimunjawa
- Gubernur Jateng Diapresiasi Media Lewat Forum Rembug
- Dibully Soal Rob Sayung, Ahmad Luthfi Fokus Kinerja Jangka Pendek dan Panjang
- Warga Nigeria Jadi Penghuni Rutan Kebumen
- PSHT Kebumen Kukuhkan 238 Pendekar Baru
- Perbaikan Jembatan Weton Kulon Ditarget Selesai Akhir 2025
- Bupati Kebumen Tinjau Perbaikan Jalan, Tekankan Pentingnya Kualitas