• Berita Terkini

    Rabu, 05 Agustus 2020

    Fenomena Mobil Jadi Toko Berjalan; Siasat Pelaku Usaha di Tengah Pandemi

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Sektor ekonomi menjadi salah satu yang paling terdampak akibat adanya pandemi covid-19. Banyak para pelaku usaha yang kegiatannya mandek. Rejeki pun macet. Situasi ini pun membuat sebagian dari mereka memutar otak.

    Seperti fenomena para pelaku usaha berjualan di pinggir jalan. Bukan dengan gerobak melainkan menggunakan mobil. Fenomena ini terpantau di Jl Pahlawan.Beraneka ragam dagangan dijajakan diatas mobil mulai dari oleh-oleh khas Jogja yakni Bakpia kukus, buah, sembako hingga jualan belut dan lele juga menggunakan mobil.

    Bahkan makanan sekelas Pizza yang biasanya tersedia di restoran dan mall kini juga ikut turun ditawarkan di jalanan. "Agar lebih dekat aja dengan pembeli, saat ini situasi Pandemi kalau harus sewa kios atau ruko butuh modal besar terpaksa kami gunakan mobil agar tetap bisa jualan," kata RA (25) salah satu penjual pakaian menggunakan mobil pribadinya.

    Angga (28) warga Kecamatan Kebumen mengaku dirinya juga memilih berjualan dengan mobil selain lebih praktis memanfaatkan bagasi belakang sebagai tempat barang dagangan juga memudahkan saat membuka dan menutup lapak. "Belum lama sih, lumayan lah buat tambahan yang penting bisa berjualan," katanya.

    Hal senada juga dilakukan oleh Tigo warga Desa Kutosari Kebumen. Gegara covid 19, ia terpaksa menutup warungnya yang berada di pulau Dewata Bali. Ia bersama sang istri memilih pulang kampung di Kebumen dan berbisnis belut serta ikan lele menggunakan mobil untuk menyambung kebutuhan hidup.
    "Karena disana tempat wisata tutup warung sepi jadi saya pilih tutup, istri saya sempat kerja namun memilih pulang kampung, ya ini untuk tetap produktif mencakup kebutuhan," katanya sembari melayani pembeli.

    Tigo yang membuka lapaknya di di depan kantor Disporawisata itu juga sempat mendapat teguran dari petugas Satpol PP. Ia mengatakan sempat disuruh pindah ke jalan Veteran dan disarankan untuk membuka lapaknya diatas jam 14.00 WIB. "Sempat ditegur sih katanya tidak boleh jualan siang, sempet juga disuruh pindah kami ikuti saja himbauan itu untuk buka jam 14.00 WIB," katanya.

    Dampak pandemi covid juga dirasakan pelaku usaha lainnya. Saripah (50) wanita penjual sayur keliling asal Kelurahan Bumirejo mengaku sangat dirugikan akibat pandemi ini.

    Keharusan kebutuhan hidup pun memaksanya tetap berjualan, meski resikonya ia terpapar covid-19 karena bertemu banyak orang. "Sebenarnya takut, tapi mau gimana lagi kalau tidak keliling tidak ada pemasukan," katanya. (fur)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top