LASEM - Tim pendataan Benda cagar Budaya (BCB) Lasem menemukan dugaan benda cagar budaya anyar pada proses inventarisir BCB yang digelar sejak awal pekan kemarin.
Salah satu tim pendataan BCB di Lasem dari Fokmas, Ernantoro menyebutkan dugaan BCB baru terdapat hampir di setiap desa yang telah di cek lapanga. Dia menyebutkan tim telah menyelesaikan sekitar 50 persen dari 20 desa di Lasem.
“Temuan yang kami curigai masuk BCB, terdapat di desa Sendangasri ada penggalan batu candi pucang, kemudian di Jolotundo, Gedongmulyo, dan sumbergirang ada runtuhan batu-batu yang kami duga juga benda-benda BCB,” terangnya saat ditemui Radar Kudus, Jawa Pos, kemarin (11/9).
Dia menyebutkan kecurigaan temuan baru berupa batu tersebut baru sebatas dilakukan pendataan, dia menyebutkan untuk memastikan benda tersebut masuk BCB nantinya akan dicek oleh Tim Ahli Badan Penilitan Cagar Budaya (BCB).
Salah satu tim pendataan BCB di Lasem dari Fokmas, Ernantoro menyebutkan dugaan BCB baru terdapat hampir di setiap desa yang telah di cek lapanga. Dia menyebutkan tim telah menyelesaikan sekitar 50 persen dari 20 desa di Lasem.
“Temuan yang kami curigai masuk BCB, terdapat di desa Sendangasri ada penggalan batu candi pucang, kemudian di Jolotundo, Gedongmulyo, dan sumbergirang ada runtuhan batu-batu yang kami duga juga benda-benda BCB,” terangnya saat ditemui Radar Kudus, Jawa Pos, kemarin (11/9).
Dia menyebutkan kecurigaan temuan baru berupa batu tersebut baru sebatas dilakukan pendataan, dia menyebutkan untuk memastikan benda tersebut masuk BCB nantinya akan dicek oleh Tim Ahli Badan Penilitan Cagar Budaya (BCB).
“Tapi jika kami dasari dari temuan baru hasil refrensi data-data dan temuan-temuan sebelumnya yang pernah di lakukan BPCB, mulai pemetaan lokasi, umur benda serta hasil dokumentasi, benda itu kuat dugaan kami masuk BCB,” katanya.
Dia berkeyakinan temuan baru masih berkemungkinan akan bertambah disemua desa di Kecamatan Lasem yang menjadi obyek pendataan untuk mensukseskan lasem sebagai Kota Pusaka.
Apalagi menurutnya hasil temuan tak hanya sebatas benda tetapi tempat peninggalan sejarah dan budaya pun akan didata.
”Kami perkirakan akan lebih dari 538 BCB yang bakal terdata, peninggalan sejarah seperti tempat dok kapal di sungai babagan juga akan masuk dalam pendataan,” terangnya.
Sementara itu terkait proses inventarisir 538 BCB yang sebelumnya telah didata, Ernantoro menyebutkan kemungkinan apakah bakal masuk pada benda cagar budaya pihaknya belum bisa menentukan sebelum ada tim ahli dari BPCB.
“Tapi gambaran awal kami kemungkinan akan masuk, sebab 538 BCB yang terdata itu sebelumnya sempat kami data dengan mereka (BPCB),” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ernantoro menyebutkan proses inventarisir tim yang terdiri dari Bapeda, Penggiat Sejarah, dan Pariwisata yang bakal bekerja hingga 17 hari ke depan, menurunya tak mendapatkan kendala yang berarti.
Hanya saja, tim terkadang memang mendapati kendala soal kurangnya sosialisai tentang rencana kota lasem sebagai kota pustaka, sehingga terkadang saat diinventarisir soal kepemilikan dan soal pemugaran banguan terkadang memang harus memberikan penjelasan panjang dulu.
“Tapi alhamdulliah itu tak jadi penghambat berarti, pemilik benda seperti rumah kuno pun hampir semuanya welcom dan mempersilahkan bangunannya di data,” imbuhnya. (ali)
Dia berkeyakinan temuan baru masih berkemungkinan akan bertambah disemua desa di Kecamatan Lasem yang menjadi obyek pendataan untuk mensukseskan lasem sebagai Kota Pusaka.
Apalagi menurutnya hasil temuan tak hanya sebatas benda tetapi tempat peninggalan sejarah dan budaya pun akan didata.
”Kami perkirakan akan lebih dari 538 BCB yang bakal terdata, peninggalan sejarah seperti tempat dok kapal di sungai babagan juga akan masuk dalam pendataan,” terangnya.
Sementara itu terkait proses inventarisir 538 BCB yang sebelumnya telah didata, Ernantoro menyebutkan kemungkinan apakah bakal masuk pada benda cagar budaya pihaknya belum bisa menentukan sebelum ada tim ahli dari BPCB.
“Tapi gambaran awal kami kemungkinan akan masuk, sebab 538 BCB yang terdata itu sebelumnya sempat kami data dengan mereka (BPCB),” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ernantoro menyebutkan proses inventarisir tim yang terdiri dari Bapeda, Penggiat Sejarah, dan Pariwisata yang bakal bekerja hingga 17 hari ke depan, menurunya tak mendapatkan kendala yang berarti.
Hanya saja, tim terkadang memang mendapati kendala soal kurangnya sosialisai tentang rencana kota lasem sebagai kota pustaka, sehingga terkadang saat diinventarisir soal kepemilikan dan soal pemugaran banguan terkadang memang harus memberikan penjelasan panjang dulu.
“Tapi alhamdulliah itu tak jadi penghambat berarti, pemilik benda seperti rumah kuno pun hampir semuanya welcom dan mempersilahkan bangunannya di data,” imbuhnya. (ali)
Berita Terbaru :
- Warga Tirtomoyo Gelar Sadranan, Sekaligus Peringatan Hari Jadi
- Ribuan Jamaah Hadiri Tabligh Akbar PCM Kecamatan Sadang
- Memetri Bumi, Warga Ginandong Nanggap Wayang Kulit
- Dalang Eko Suwaryo Meriahkan Memetri Bumi di Klirong
- Nelayan Jadi Korban Tabrak Lari di Jalur Logending
- Jadi Calon Tunggal, Zubair Syamsu Resmi Maju Jadi Caketum KONI
- Truk Vs Truk di Jalur Kebumen-Purworejo, Satu Meninggal Dunia