• Berita Terkini

    Sabtu, 06 Oktober 2018

    Saat Grup Ebleg Tertua "Singa Mataram" Peringati Tradisi Suran

    sudarno ahmad/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Sudah menjadi tradisi, hampir disetiap grup kesenian tradisional yang ada di Kebumen, setiap bulan Sura, mereka menyelenggarakan Tradisi Gebyag Suran. Tak terkecuali juga pada grup Kesenian Tradisional Ebleg Singa Mataram Sedyatama Timbul.

    Grup Ebleg Ruwat yang bersekretariat di belakang Kelurahan Panjer Kecamatan Kebumen ini, menyelenggarakan pagelaran dalam rangka Suran, di Lapangan Makodim 0709 Kebumen, kemarin.

    Pementasan itupun cukup memukau ratusan penonton, pecinta ebeg Kebumen.  Bahkan sebagian besar penonton yang datang masih remaja, beberapa diantaranya datang masih mengenakan seragam sekolah.

    Ketua Grup Ebleg Singa Mataram, Sigit Riyanto (52), mengatakan Grup Ebleg Singa Mataram beranggotakan sekitar 20 orang. Terdiri dari 14 penari dan 6 penabuh.

    "Ini sebenarnya merupakan grup ebleg yang sudah turun-temurun yang berdiri sejak tahun 1960," kata Sigit Riyanto, didampingi sesepuh Grup Ebleg Singa Mataram, Wiwit Suryono, Harsono dan Suwardi.

    Grup ebleg yang awalnya bernama Sedyatama Timbul, diyakini sebagai grup ebleg tertua di Kebumen. Pada waktu itu mengalami kelesuan atau mati suri, baru sekitar delapan tahun yang lalu mulai dihidupkan kembali. "Sampai saat sekarang grup ini setidaknya bisa pentas antara empat sampai lima kali dalam satu tahun," ujarnya.

    Sigit menambahkan didalam melestarikan grup ini terkendala masalah regenerasi. Yakni ada beberapa penari muda yang harus melanjutkan sekolah, ataupun yang harus bekerja di luar kota. "Biaya untuk Suran Grup Ebleg Singa Mataram seperti ini kita ambilkan dari kas grup," imbuhnya.

    Ketua Dewan Kesenian Kebumen Pekik Sat Siswonirmolo, yang ikut menyaksikan pementasan itu, mengapresiasi eksitensi Grup Ebleg Singa Mataram.  Terlebih, warga yang datang menyaksikan didominasi dari kalangan anak muda. "Ini merupakan fenomena yang menggembirakan bagi perkembangan kesenian ebleg di Kebumen," kata Pekik.

    Namun untuk lebih menambah daya tarik kesenian ebleg sebagai sebuah tontonan, lanjut Pekik, dibutuhkan adanya dukungan sentuhan artistik. Baik dari sisi koreografi, iringan musik maupun kostumnya, dari para pelaku seni yang mumpuni.(ori)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top