• Berita Terkini

    Minggu, 02 September 2018

    Kemarau, Perajin Batu-bata di Kebumen Ketiban Rejeki

    fotoahmadsaefurrohman/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Musim kemarau tak selalu identik dengan keluhan soal kekeringan. Bagi perajin batu-bata ini misalnya, kemarau menjadi saat yang menguntungkan dan mendatangkan rejeki.

    "Kalau musim kemarau justru bagus untuk mencetak bata, karena bata dijemur benar - benar kering jadi kualitasnya bagus," kata Dimyati (60)salah satu perajin bata di Kecamatan Klirong, ditemui belum lama ini..

    Warga RT l 02 RW 6 Desa Tambakprogaten Kecamatan Klirong itu mengaku bisa mencetak batu bata sebanyak 600 hingga 700 buah.  Hasilnya pun halus dan presisi, apalagi Dimyati telah menggunakan mesin pres bata.

    "Sekarang sudah pakai mesin tidak nyetak manual lagi. Ini sudah dua hari dapat 1300 bata," ujarnya sembari menata batu bata yang telah kering.

    Usai proses penjemuran yang.memakan waktu selama 2 hingga 3 hari, batu bata tak langsung dijual. Melainkan dibakar terlebih dahulu. Itu artinya, harganya meningkat. Bila bata mentah dijual Rp 300, harganya naik mencapai Rp 600 perbiji. "Itu kalau ngambil ditempat. Kalau harus mengantar harganya jadi Rp 700 itupun melihat jaraknya " kata Dimyati.

    Selain itu saat musim kemarau juga menjadi kesempatan bagi para pengrajin genteng dan batu bata untuk mengumpulkan tanah liat. Saat ini kondisi area persawahan yang kering dan pecah - pecah mempermudah bagi para juragan genteng untuk membeli bahan baku tanah.

    "Sawahnya kering jadi tanahnya mudah diambil. Bahkan truk pengangkut juga bisa masuk ke sawah," kata Maryanto (40) warga Desa Kewayuhan saat bekerja mengambil tanah liat di Desa Kedungwinangun Kecamatan Klirong. (Saefur)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top