• Berita Terkini

    Senin, 11 Juni 2018

    Arus Mudik Tahun ini Lebih Landai

    JAKARTA – Arus mudik Lebaran tahun ini tidak sepadat tahun-tahun sebelumnya. Libur yang lebih panjang menjadi salah satu faktor utama bagi pemudik untuk memilih waktu pulang kampung. Di pintu tol Cikarang Utama misalnya puncak arus mudik pada H-6 atau Sabtu (9/6) ternyata hanya dilalui 109 ribu kendaraan dibawah prediksi 112 ribu kendaraan.


    General Manager PT Jasa Marga cabang Jakarta-Cikampek Raddy Riadi Lukman mengungkapkan jumlah libur Lebaran yang panjang memang turut mendistribusikan kendaraan yang hendak mudik. Termasuk pada H-5 atau kemarin (10/6) pun juga diprediksi lebih sedikit. Prediksi awal dari Jasa Marga kendaraan yang melintas 109 ribu.

    ”H-5 masih tinggi walaupun mungkin masih dibawah. Bersamaan juga dengan periode pendaftaran anak sekolah,” ujar Raddy, kepada Jawa Pos, kemarin (10/6).


    Data dari Jasa Marga hingga siang kemarin jumlah kendaraan yang melewati pintu tol Cikarang Utama sebanyak 28.129 kendaraan. Jumlah tersebut meningkat 31 persen dari lalu lintas kendaraan pada hari biasa, yakni 21.342 kendaraan.


    Sedangkan pada Sabtu (9/6) jumlah kendaraan yang masuk ke pintu tol tersebut 109.165 kendaraan. Sedangkan pada hari biasa hanya dilalui sekitar 70.000 kendaraan. Jadi ada peningkatan 55 persen dibandingkan hari biasa. Bila dibandingkan pada 2017 lalu, puncak arus mudik terjadi pada H-4 sebanyak 116.231.


    Raddy menuturkan mereka pun sudah mengeluarkan jurus-jurus untuk memaksimalkan kapasitas lajur Jakarta-Cikampek. Misalnya contraflow di KM 35+600 sampai KM 47+100 juga dilakukan kemarin. ”Tadi pagi (kemarin, red) kita mainkan di KM yang sama 35+600 sampai 47+100 itu tadi sebentar saja sudah lancar lagi,” ujar dia.


    Selain itu, juga strategi yang dimainkan untuk meningkatkan kapasitas dengan cara pendistribusian beban. Yakni Cikarut enterance ditutup dipindah ke Cikarang Barat III lalu masuk lagi ke Cikarang Barat I. Sehingga melewati titik penyempitan di KM 30. ”Kemarin (kemarin lusa, red) empat kali yang tadi pun empat kali itu efektif juga,” ujar dia.



    180 Kecelakaan Hingga Minggu Pagi


    Arus mudik hingga Minggu (10/6) memang tidak mengalami kemacetan berarti. Namun, Korlantas Polri memiliki evaluasi atas kemacetan yang sebenarnya tidak perlu terjadi bila pemudik mematuhi aturan. Biang kemacetan tersebut adalah memaksakan beristirahat di rest area yang pertama kali dijumpai.


                Kepala Bagian Operasional (Kabagops) Korlantas Polri Kombespol Benyamin menjelaskan bahwa kemacetan paling terasa memang diakibatkan menumpuknya pemudik di rest area. Kondisi itu terjadi karena pemudik ingin cepat beristirahat di rest area pertama yang ditemui. ”Namun, tidak mempertimbangkan penuhnya rest area tersebut,” jelasnya.


                Akhirnya, pemudik mengantri panjang untuk masuk ke rest area. Sehingga, menimbulkan kemacetan sekitar 1 km dari tiap rest area. ”Namun begitu dicek rest area lain yang berdekat, kondisinya tidak begitu penuh,” terangnya.


                Kondisi ini tentunya perlu dipahami oleh pemudik. Menurutnya, sebaiknya pemudik bila mengetahui rest area dalam keadaan penuh, segera untuk berpindah ke rest area yang lainnya. ”Bila itu dilakukan, tentunya akan membantu sekali,” paparnya dihubungi Jawa Pos kemarin.


                Biang kemacetan lainnya adalah pemudik yang merasa tidak bisa masuk ke rest area akhirnya memutuskan beristirahat di bahu jalan tol. Dia mengatakan, perilaku semacam itu tidak hanya membuat kemacetan, namun juga berbahaya pagi pengemudi. ”Potensi kecelakaan bisa terjadi. Tidak hanya saat berbuka, siang hari terkadang ada juga pengemudi yang istirahat di bahu jalan tol,” ujarnya.

                Yang juga menjadi titik kemacetan adalah gerbang tol, dia menje
    askan bahwa dari pantauannya setiap gerbang tol mengalami kemaceta sekitar 1 km. Sebenarnya, kondisi itu wajar karena melakukan proses pembayaran menggunakan e-tol. ”Sebelum e-tol biasanya macetnya lebih panjang,” terangnya.

                Untuk jumlah kecelakaan, sesuai data Korlantas hingga Minggu pagi diketahui kecelakaan mencapai 180 kejadian. Dengan jumlah korban meninggal dunia mencapai 40 orang, luka berat 28 orang dan luka ringan 258 orang. ”Data belum terkumpul semua, menunggu hingga tengah malam ya,” jelasnya.


                Menurutnya, kendati jumlah kecelakaan meningkat drastis dibanding hari Sabtu yang hanya 70 kecelakaan. Namun, bila dibandingkan dengan jumlah kecelakaan tahun lalu sangat menurun. ”Tahun lalu hingga H-6 itu jumlah kecelakaan mencapai 278 kejadian,” ujarnya.


                Sementara Direktur Kamsel Korlantas Polri Brigjen Chrysnanda Dwilaksana mengatakan, sesuai dengan analisa Korlantas berdasarkan perilaku mengemudi, penyebab kecelakaan terbanyak adalah ceroboh saat berbelok. ”Di jalur mudik dan non mudik, banyak kecelakaan akibat saat berbelok tidak waspada,” ujarnya.

                Selanjutnya, prilaku yang menyebabkan kecelakaan itu adalah ceroboh saat menyalip. Dia menjelaskan, pengemudi saat menyalip kendaraan tidak mempertimbangkan kendaraan dari arah berlawanan atau pun lainnya. ”Perilaku lainnya adalah gagal memberikan tanda saat berkendara, misalnya saat mauk belok tidak memberikan tanda belok,” jelasnya.


    Hati-Hati Lewat Jembatan Kali Kenteng


    Pemudik juga dihimbau untuk berhati-hati saat melewati jalur fungsional di Jalan Tol Salatiga-Kartasura. Utamanya saat melewati Jembatan Kali Kenteng.

    Jembatan Kali Kenteng merupakan satu dari tiga titik kritis pada masa mudik 2018. Jembatan ini belum dapat dilalui dalam masa Mudik Lebaran 2018 ini karena pembangunannya belum selesai. Saat ini, progres konstruksi fisik jembatan tersebut. berkisar 65 persen.


    Kementerian PUPR menjamin bahwa jalur darurat kendaraan dibawah konstruksi Jembatan Kali Kenteng di ruas Salatiga-Kartasura aman dilalui kendaraan. Sebelumnya, jalur tersebut dianggap terlalu curam dan membahayakan.


    Kendaraan harus mengalami antrean rata-rata 30 menit akibat penyempitan dari 2 lajur menjadi 1 lajur. Kendaraan melintas perlahan satu-per-satu dengan kecepatan sekitar 20 km per jam. Selain itu, permukaan jalur juga menanjak dan menurun.


    Kepala Biro Informasi Publik Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja mengatakan bahwa PT. Waskita Karya sebagai kontraktor pelaksana dalam laporannya telah menyatakan tingkat kemiringan jalur tersebut masih dalam batas aman. “Kemiringannya berkisar 10 persen, sehingga cukup aman untuk dilintasi,” kata Endra kemarin (10/6).

    Agar tetap dapat dilewati pemudik, kontraktor telah membangun jalan sementara sepanjang 500 meter yang berada di sisi-bawah jembatan. Jalan ini memiliki lebar 8 hingga 10 meter dengan kondisi lean concrete (alas beton) setebal 10 cm. “Namun hanya dapat dilalui untuk 1 lajur kendaraan,” jelas Endra.


    Endra mengatakan, jalur bawah tersebut juga sudah dilengkapi dengan rambu-rambu, pagar dan petugas yang mengarahkan kendaraan. “Petugas mengatur agar kendaraan melintas satu persatu lewat pengeras suara,” kata Endra.


    Sementara itu, Direktur PT Jasa Marga Solo Ngawi (PT. JSN) David Wijayatno mengatakan bahwa operasional di jalan tol sejauh ini berlangsung tanpa hambatan. Memang ada sedikit kemacetan di sekitar Jembatan Kali Kenteng. Pantauan sejak hari sabtu (9/6) menunjukkan sempat terjadi antrian sepanjang 1 kilometer.


    “Ini terjadi karena pengguna jalan harus menyesuaikan kecepatan saat menuruni dan mendaki jalur tersebut. Sesuai elevasi,” katanya.


    Meskipun elevasi dianggap masih aman, David  menghimbau pengguna jalan memastikan kondisi mesin dalam kondisi prima saat melalui Ruas Fungsional Salatiga Kartasura. Khususnya Saat melewati Jembatan Kali Kenteng.


    Selain itu, Dvid mengatakan jalur fungsional sepanjang 600 meter di Kali Kenteng tersebut telah dilengkapi dengan pagar pengaman, tolo-tolo dan moveable concrete barrier (MCB) untuk membantu pengguna jalan dalam melewati titik dengan sudut elevasi maksimal 7,24 derajat. ”Kami juga siapkan derek di lokasi untuk kondisi darurat,” katanya.


    Agar lebih lancar, PT. JSN juga  melakukan filterisasi terhadap kendaraan yang masuk di Gerbang Tol (GT) Salatiga yg menuju Jalan Tol Fungsional Salatiga-Kartasura. Kendaraan Pick up dan kendaraan tua yang sarat muatan diminta berputar dan keluar di Tingkir.


    Bagi pengguna jalan yang ingin menggunakan alternatif untuk menghindari Kali Kenteng, diimbau keluar exit Gerbang Tol (GT) Salatiga dan melanjutkan perjalanan melalui jalur arteri kota Boyolali menuju Solo. Lalu masuk ke kembali ke Ruas Fungsional Tol di Jalan Tol Solo-Ngawi melalui akses GT Colomadu.(jun/idr/tau)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top