![]() |
sudarno ahmad/ekspres |
Tere Liye mengatakan , menulis itu butuh proses. Tidak seperti membalikkan telapak tangan. Sehari langsung jadi. Hal itu juga yang dialaminya. Untuk menjadi novelis terkenal dengan buku-buku yang selalu best seller, Tere Liye telah melalui proses panjang, berliku-liku, dan terjal. Bahkan dia sudah menulis sejak di bangku SD. Ditolak media sudah sering dirasakan. Menulis berkali-kali dan mengirimkannya ke media masa tetapi ditolak. Tetapi, untuk menjadi penulis yang hebat tidak boleh berhenti. Harus terus berusaha. Menulis dan menulis.
Tere Liye menuturkan, seorang penulis harus mampu menemukan sudut pandang yang spesial meski tema yang akan ditulis biasa saja. Menurutnya, topik tulisan bisa apa saja, tapi penulis yang baik selalu menemukan sudut pandang yang spesial.
Kemudian, jika sudah menemukan tema, tugas penulis adalah menemukan sudut pandang. Minimal tema itu menarik bagi penulis. "Penulis membutuhkan amunisi yaitu ide, karena tanpa amunisi dia tidak bisa menulis," kata dia bersemangat dihadapan ratusan pelajar.
Selanjutnya, kata dia, gunakan kalimat yang tidak sulit untuk dipahami, pilih bahasa keseharian, dan jangan membuat akhir cerita yang rumit. “Kalimat pertama adalah mudah, gaya bahasa kebiasaan, menyelesaikan lebih gampang lagi,” ungkapnya.
Terakhir, kata dia, adalah membiasakan menulis. Menurutnya, tidak ada penulis yang secara tiba-tiba langsung jadi penulis ternama. Karena semua proses menjadi penulis karena membiasakan diri untuk menulis. "Kuncinya adalah berlatih," tegasnya.
Ia mengaku memiliki ibu yang pandai memasak. Ia kemudian bertanya cara memasak agar hasilnya terasa nikmat. Namun, ibunya tak bisa memberikan jawaban yang pasti cara memasak tersebut. "Latihan itu prinsip utama. Memasak itu jadi pandai karena terlatih. Semakin terlatih semakin spesial juga tulisan," ujar Tere.
Acara yang diselenggarakan atas kerja sama Alumni SMA Negeri 1 Gombong angkatan 1982 dan SMA Negeri 1 Gombong itu juga menggelar berbagai kegiatan lain. Diantaranya soft skill untuk guru yang menghadirkan Direktur LPPM Manajemen Jakarta DR Bramantyo Johan Putra, temu alumni hingga bakti sosial sunatan massal."Sebagai alumni kita ingin sekolah maju. Dengan kegiatan ini kami berharap akan memotivasi adik-adik kami," kata Ketua Alumni angkatan 1982, Agung Sad Hadi Nugraha, yang juga seorang pengusaha sukses.
Dia menjelaskan, kegiatan bakti sosial sunatan massal digelar di rumah sakit PKU Muhammadiyah Gombong, Minggu (11/12). "Pesertanya 118 anak," imbuhnya. (ori)
Kemudian, jika sudah menemukan tema, tugas penulis adalah menemukan sudut pandang. Minimal tema itu menarik bagi penulis. "Penulis membutuhkan amunisi yaitu ide, karena tanpa amunisi dia tidak bisa menulis," kata dia bersemangat dihadapan ratusan pelajar.
Selanjutnya, kata dia, gunakan kalimat yang tidak sulit untuk dipahami, pilih bahasa keseharian, dan jangan membuat akhir cerita yang rumit. “Kalimat pertama adalah mudah, gaya bahasa kebiasaan, menyelesaikan lebih gampang lagi,” ungkapnya.
Terakhir, kata dia, adalah membiasakan menulis. Menurutnya, tidak ada penulis yang secara tiba-tiba langsung jadi penulis ternama. Karena semua proses menjadi penulis karena membiasakan diri untuk menulis. "Kuncinya adalah berlatih," tegasnya.
Ia mengaku memiliki ibu yang pandai memasak. Ia kemudian bertanya cara memasak agar hasilnya terasa nikmat. Namun, ibunya tak bisa memberikan jawaban yang pasti cara memasak tersebut. "Latihan itu prinsip utama. Memasak itu jadi pandai karena terlatih. Semakin terlatih semakin spesial juga tulisan," ujar Tere.
Acara yang diselenggarakan atas kerja sama Alumni SMA Negeri 1 Gombong angkatan 1982 dan SMA Negeri 1 Gombong itu juga menggelar berbagai kegiatan lain. Diantaranya soft skill untuk guru yang menghadirkan Direktur LPPM Manajemen Jakarta DR Bramantyo Johan Putra, temu alumni hingga bakti sosial sunatan massal."Sebagai alumni kita ingin sekolah maju. Dengan kegiatan ini kami berharap akan memotivasi adik-adik kami," kata Ketua Alumni angkatan 1982, Agung Sad Hadi Nugraha, yang juga seorang pengusaha sukses.
Dia menjelaskan, kegiatan bakti sosial sunatan massal digelar di rumah sakit PKU Muhammadiyah Gombong, Minggu (11/12). "Pesertanya 118 anak," imbuhnya. (ori)
Berita Terbaru :
- QRIS Satukan Transaksi Digital, UMKM Kebumen Semakin Mudah Jualan
- TMMD Bangun Jalan Rabat Beton di Desa Tugu
- Luncurkan Jersey Baru, Kebumen Angels Optimis Tatap Musim 2025
- Pemkab Kebumen Raih WTP dari BPK-RI Delapan Kali Berturut-Turut
- Presiden Kurban di Kebumen, Sapi 950 Kg Milik Warga Klirong
- Infrastruktur Jadi Fokus Pembangunan Kebumen di Tahun 2025
- Pemkab Kebumen Bakal Buka Kembali Pendaftaran Kios Kapal Mendoan