Kamis, 02 Juli 2015

Jelang Lebaran, Pasar Tradisional Masih Sepi Pembeli

IMAM/EKSPRES
KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Hanya hitungan minggu hari raya lebaran, sejumlah pasar tradisional masih sepi pembeli. Seperti yang terlihat di pasar Desa Dorowati Kecamatan Klirong. Para pedagang mengatakan, belum ada peningkatan transaksi di pasar tersebut.


Salah pedagang pasar Dorowati Supriyati (52) mengatakan, waktu lebaran memang sudah dekat. Kendati demikian, geliat para pembeli tampaknya masih sangat lesu. Menurutnya hal sangat ini berbeda jauh dengan, waktu jelang lebaran tahun lalu. Dimana H-20 para kondisi pasar tampak sudah bergairah. “Lebaran kemari juga sepi, namun saat ini lebih sepi. Jan kebangeten banget,” keluhnya, kepada KE.com, Rabu (1/7/2015).

Dijelasknnya, “Prepegan” atau ramainya pasar merupakan hal yang sangat dinanti oleh para pedagang. Biasanya hal ini akan terjadi menjalang waktu lebaran. Namun saat ini tampaknya kondisi ekonomi sedang sulit sehingga prepegan bisa saja tidak terjadi. “Mriki nggih kepengin badan mas…, tapi ketingale ko alun temen nggih…. Jan kadon niki ajeng ken kepripun nasibe tiang alit,” keluhnya dengan bahasa jawa.

Sementara salah satu pedagang kali lima, yang menjual ayam goreng di lingkungan Pasar Dorowati Nurrohman (23) mengaku sebaliknya, menurutnya pada bulan puasa ini, penjualannya justru meningkat bila di bandingkan dengan hari biasanya. Pasalnya kalau hari biasa dia hanya bisa menjual 3 ekor, namun di bulan puasa ini bisa terjual 5 ekor.  “Sampai saat ini harganya masih sama, seperti sebelum puasa,” ungkapnya.

Jumirah (45) salah satu pembeli mengatakan, jika lebaran kali ini bebarengan dengan waktu kenaikan kelas. Akibatnya, para orang tua tentunya membutuhkan biaya yang banyak untuk keperluan sekolah seperti, tas, seragam, buku dan mendaftar sekolah. Dengan adanya hal itu tentunya para orang tua akan memilih menekan biaya konsumsi dan dialihkan kepada kebutuhan biaya sekolah. “Saat ini saya punya tanggungan empat anak, satu SMA, Satu SMP dan dua anak masih SD. Mereka sangat membutuhkan biaya sekolah yang banyak. Dari pada untuk membeli makanan atau tajilan, mending uangnya untuk kebutuhan biaya sekolah,” ucapnya. (mam)

Berita Terbaru :