• Berita Terkini

    Senin, 11 Maret 2024

    Gelar Pemeriksaan Acak, RSU Purbowangi Temukan 3 Penderita Glaukoma


    KEBUMEN (kebumenekspres.com)-  Penyakit glaukoma bisa dikategorikan penyakit yang cukup berbahaya. Ini lantaran penyakit tersebut menjadi penyumbang nomor dua penyebab kebutaan. Celakanya, penyakit pada mata ini cenderung mengalami peningkatan. Kabar buruknya lagi, gejalanya sering tidak disadari para penderita


    "Masalah (penyakit) glaukoma ini sangat berat. Pada posisi kemarin, di dunia ini sudah ada 70 juta penderita glaukoma. Dan itu (menjadi) penyebab kebutaan nomor dua, "ujar Direktur Rumah Sakit Purbowangi dr HA Dwi Budi Satrio MHkes, ditemui di sela kegiatan screening mata gratis kepada warga di Kecamatan Kuwarasan, Sabtu (6/3)


    Sebanyak 50 peserta mengikuti kegiatan yang digelar bersamaan dengan tabligh akbar menyambut ramadan yang digelar PRM Desa Banjareja itu. Mereka mendapat pemeriksaan mata dari dua dokter spesialis mata RSU Purbowangi. Mereka masing-masing dr Kharisma dan dr April Rahmawati. 


    Screening gratis ini sepertinya mengkonfirmasi tingginya ancaman penyakit glaukukoma.  "Dari pemeriksaan secara acak kepada para peserta pengajian saja kami mendapatkan 3 orang glaukoma. Dan pasien ini tidak merasakan keluhan yang mengganggu. 

    Dr Budi menambahkan, kurangnya pengetahuan masyarakat akan gejala glaukoma menjadi salah satu faktor yang memicu tingginya kasus ini. Bahkan, pengetahuan masyarakat yang terbatas, menjadi penyebab ada pasien mengalami kejadian fatal akibat glaukoma. 


    Jadi dalam hal ini, edukasi kepada masyarakat menjadi sangat penting. Lalu apa yang seharusnya dilakukan masyarakat? 


    "Perlu saya sampaikan, glaukoma itu seperti pencuri penglihatan. Dengan gejala-gejala ringan-ringan dan berat. Sampai sekarang belum ada pengobatan yang bisa mengembalikannya dengan baik."

    "Namun bukan berarti tidak bisa dicegah. Jadi kata kuncinya adalah deteksi dini," tegas dokter yang mantan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen dan pernah menduduki sejumlah jabatan di lingkungan Pemkab Kebumen tersebut


    Terkait hal tersebut, lanjut dokter Budi, RSU Purbowangi terus melakukan upaya sosialiasi dan pencegahan dengan menggandeng lintas pihak, baik organisasi atau lembaga.  "Kegiatan screening ini lebih tepatnya menjadi upaya pihak RSU Purbowangi Buayan untuk mengedukasi warga masyarakat akan kesehatan mata. Khususnya, penyakit glaukoma. Terlebih, saat ini tengah berlangsung Pekan Glaukoma sedunia yang berlangsung dari 10 hingga 16 Maret yang mengambil tema deteksi dini glaukoma sebelum terlambat," ujarnya


    Di tempat yang sama,  dr Kharisma menekankan pentingnya kembali deteksi dini bagi penderita glaukoma. Tak kalah penting, mengenali gejala awal Glaukoma. "Gejala glaukoma mirip dengan keluhan mata pada umumnya. Gejala umumnya penglihatan kabur. Biasanya yang menderita keluhan ini menganggapnya terkait mata minus atau plus juga katarak. Itu relatif mudah. 


    Namun harus diwaspadai bila keluhan mata kabur diikuti dengan pasien mulai sulit membedakan warna. pasien merasa warna-warna memudar atau sudut pandangnya menyempit sehingga mudah tersandung. Kalau gejala seperti ini harus segera ditangani medis dan menjalani pengobatan rutin. Namun terpenting kesadaran warga untuk melakukan deteksi dini," ujar dokter yang juga tenaga medis di Kebumen Eye Centre tersebut. (cah)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top