• Berita Terkini

    Senin, 21 Oktober 2019

    Kemarau Panjang, Petani Kebumen Kesulitan Cari Pakan Ternak

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Musim kemarau panjang membuat peternak sapi di wilayah Kabupaten Kebumen kesulitan mencari pakan ternak khususnya hijau-hijauan. Alhasil, para petani memanfaatkan jerami kering. Itupun  hanya rumpun tersisa bekas petani memanen.

    Limbah jerami itupun menjadi pakan pengganti bagi ternak sapi.  Seperti yang dirasakan warga Desa Pandansari Kecamatan Sruweng. Saat musim kemarau ini setiap harinya mereka datang ke sawah di sekitar Desa Sidoarjo kecamatan setempat, untuk merumput dan memetik bonggol damen atau padi kering.

    Salah satunya Warisman (45) warga Desa Pandansari Kecamatan Sruweng yang harus mencari rumput setiap hari minimal tiga karung untuk mencukupi pakan 3 ekor sapinya. "Rumputnya mulai kering, untuk selingan pakan terpaksa cari bonggol damen nanti di kombor dengan katul dan garam," katanya.

    Itu jelas bukan kabar bagus bagi ternak Warisman. Namun apa boleh buat. Rumput mengering di musim kemarau. Kalapun ada, harus beli dan pastinya harga telah melambung. i "Kalau harus rumput hijau nggak sanggup, jika beli harganya sekarang mahal, nggak nutup sebagai peternak kaya saya," katanya.

    Tak hanya warga di Kecamatan Sruweng, berburu bonggol jerami juga terjadi di sejumlah wilayah lain. Seperti di Kecamatan Buluspesantren, misalnya.  Ahmad Parlan (50) warga Desa Waluyo Kecamatan Buluspesantren, mengaku banyaknya bonggol jerami di area persawahan menjadi solusi di tengah sulitnya mencari pakan ternak di musim kemarau.

    Sebab, di daerahnya saat ini kesulitan untuk mencari rumput, karena di musim kemarau banyak yang mati. " Di desa saya, rumput sudah kering. Selain itu, banyaknya warga yang memelihara sapi. Terkadang juga membuat stok rumput di kebun menjadi cepat habis. Tapi untungnya, di sini masih ada banyak pokol jerami yang bisa kami manfaatkan," ungkapnya.

    Memang, masih kata Ahmad Parlan, saat ini tengah musim panen kacang hijau dimana pohon kacang hijau bisa sebagai pakan ternak. Namun, jumlahnya tak sebanding dengan petani yang membutuhkan.

    Alhasil, mereka harus berebut. Repotnya, sebagian pemilik memilih menjualnya daripada memberikan gratis bagi yang membutuhkan. Apalagi, harganya cukup mahal.
    "Banyak juga yang sedang panen kacang hijau tapi rendengnya mahal bisa Rp 15 sampai Rp 20 ribu satu ikatnya. Kalau buat pakan semua tanpa campuran kurang bagus untuk ternak," kata Parlan. (fur)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top