• Berita Terkini

    Jumat, 28 September 2018

    Pendaki Cilik SD Alam Lukulo Taklukan Puncak Ungaran

    ISTIMEWA
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Meski masih berusia sekolah, namun siswa SD Alam Lukulo Kebumen, patut mendapatkan acungan jempol. Pasalnya meski tergolong masih belia 14 siswa kelas VI dengan disampingi lima guru pendamping mendaki Gunung Ungaran, Semarang.

    Meski Puncak Gunung Ungaran tidak setinggi gunung lainya, namun bagi siswa SD hal itu sangat menguras tenaga. Pendakian gunung tersebut dilaksanakan dengan tracknya yang cukup menantang.

    Para siswa melaksanakan pemberangkatan dari Terminal Kebumen bus umum. Rombongan backpaker SD Alam Lukulo mulai menjalankan ekspedisi menuju Gunung Ungaran.  Pendakian dilaksanakan mulai sekitar pukul 16.00 WIB, dari Basecamp Medini menuju Basecamp Promasan.

    Untuk melaksanakan pendakian memang bukan hal yang mudah. Para siswa harus menempuh jalur berupa bebatuan dan Kebun Teh Medini. Indahnya pemandangan alam menambah semangat para siswa lebih cepat melanjutkan perjalanan.

    Meski alam menawarkan berbagai panorama menakjubkan, namun para siswa tidak boleh terlena. Waspada dan hati-hati menjadi prinsip yang harus dimiliki oleh para pendaki. Kondisi jalanan yang sempit dan hanya bisa dilalui satu orang, yang diampit tebing dan jurang membuat para peserta harus selalu waspada. “Kami sempat tersesat, saat malam tiba dan suasana berkabut, kami baru yakin, jika jalan yang ditempuh bukanlah jalur pendaki,” tutur Ketua Rombongan M Nur Sodiq, Kamis (7/9/2018).

    Meski tersesat, namun sebagai ketua, Nur Sodiq tak boleh membuat panik para anggotanya. Pihaknya mengingatkan kembali kepada para peserta tentang siroh perjalanan Rasulullah SAW saat berperang. Di mana manusia harus selalu mengingat Allah SWT dalam setiap langkah yang diambil. “Selama perjalanan, rombongan selalu berdzikir, membaca Al Matsurat dengan penerangan lampu senter. Setelah itu sekian lama akhirnya kami sampai pada jalur yang benar. Ini mengajarkan kepada siswa bahwa pertolongan Allah SWT akan selalu datang manakala kita selalu ingat kepada-Nya,” katanya.

    Rasa capek dan kesal akibat perjalanan, terkadang membuat rasa egois meningkat. Untuk itu, Nur Sodiq mengingatkan kepada para siswa tentang pentingnya sebuah kebersamaan. Solidaritas dalam suatu pejalanan harus terus terjaga dan utuh. Semua bisa tercapai manakala semua bersatu. “Tujuan utama dari mendaki yakni bukan untuk mencapai puncak tetapi untuk kembali bersama dengan selamat,” jelasnya kepada para peserta.

    Meski udara sangat dingin dan kondisi melelahkan, namun para siswa merasa sangat senang ketika proses mendaki ataupun saat kemah. Semuanya dalam kondisi sehat karena sebelum pendakian dilakukan pelatihan fisik dan pembekalan mendaki meliputi fiqih safar, penanganan medis dasar dan packing barang bawaan.

    Saat kembali, para siswa melalui jalur yang berbeda yakni Basecamp Mawar. Jalur tersebut juga penuh dengan tebing, jurang dan berdebu. Jalur ini hanya bisa dilalui oleh satu orang. Pendaki harus berhati-hati sekali karena sebagian jalan mengalami longsor. Sebagai pengingat, pendaki sebelumnya bahkan memberi tanda dengan tali rafia pada jalan-jalan yang telah longsor agar pendaki lain berhati-hati. “Kami bertemu banyak rombongan pendaki dari komunitas pecinta alam lainnya. Ini mengajarkan lagi kepada siswa agar sesama pendaki harus saling menolong dan peduli,” ucapnya. (mam) 

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top