ilustrasikebakaran |
Yang bikin nlangsa, korban meninggal karena tak mampu menyelamatkan diri saat rumahnya ludes dilalap api. Jenazah korban yang tinggal sendirian ditemukan di antara puing-puing rumahnya dalam kondisi yang mengenaskan.
Diperoleh keterangan, kebakaran pertama kali diketahui oleh anak korban, Yono (42). Saat listrik padam, Yono keluar rumah untuk mengecek listrik tetanggan- ya. Dalam kondisi gelap, dia melihat kobaran api dari arah rumah orang tuanya.
Kobaran api jelas terlihat karena posisi rumah Yono berada 200 meter diatas rumah orang tuanya. Apalagi saat itu kondisi gelap gulita akibat aliran listrik padam. Bergegas dia menuruni lereng bukit yang cukup terjal menuju rumah orang tuanya.
Dalam kondisi panik dia berusaha memanggil bapakn- ya. Namun tak ada jawaban. Spontan dia berteriak mem- inta tolong kepada warga. Upaya pemadaman lang- sung dilakukan dengan menggunakan peralatan seadanya. Tapi kondisi ban- gunan yang terbuat dari papan kayu membuat sijago merah cepat membesar dan menghanguskan seluruh bangunan rumah.
Petugas pemadam kebakaran yang datang tak lama setelah kejadian juga mengalami kesulitan untuk me- madamkan api. Sebab mo- bil pemadam kebakaran tidak bisa menjangkau lokasi kebakaran karena lokasinya yang terjal.
Upaya dari warga dibantu polisi dan aparat TNI juga terkendala minimnya air karena musim kemarau. “Kita padamkan meng- gunakan pasir yang berbe- da di dekat lokasi kejadian. Sekira pukul 03.00 wib, api baru bisa dipadamkan,” ujar Kapolres Kebumen AKBP Arief Bahtiar melalui Kabag Ops Kompol Cipto Rahayu.
Setelah api padam, korban ditemukan sudah dalam keadaan meninggal di dalam rumah dalam kondisi yang memprihatinkan. Dari hasil olah TKP, dimu- ngkinkan kebakaran terjadi karena perapian yang dibuat korban merembet ke dind- ing rumah yang terbuat dari papan kayu. Dari TKP polisi juga tidak menemukan benda men- curigakan yang mengarah pada tindak pidana. Informasi yang diperoleh, korban tinggal sendiri di rumahnya. (has)