• Berita Terkini

    Selasa, 10 Juli 2018

    "Naskah Belajar Tertawa" Sukses Pukau Penonton

    IMAM/ESKPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Meski merupakan tampilan perdana, namun Naskah Belajar Tertawa karya Roy Julian mampu memukau para penonton di Auditorium IAINU Kebumen. Aksi teater duet Roy Julian dan Mamexandria asal Jakarta itu sukses memukau penonton yang dilaksanakan pada puncak acara workshop teater Belajar Tertawa, Minggu (8/7/2018).

    Pentas tersebut berlangsung 1 jam lebih. Duet antara Roy dan Mamex itu menyuguhkan aksi teater di tengah-tengah para audien. Kondisi panggung yang sederhana ternyata tidak menyurutkan antusiasme para penonton. Dengan beralaskan tikar, para penonton pun seolah-olah tersihir atas aksi dua pemuda tersebut.

    Dalam kesempatan tersebut Roy Julian mengemukaan jika konsep belajar tertawa berawal dari kegelisahan dirinya dan rekannya tentang pertunjukan teater. Ini meliputi apakah bisa teater dilaksanakan tanpa sutradara. Kegelisahan tersebut dirasakannya mulai dari tahun 2013 silam. Setelah perjalanan yang cukup panjang akhirnya Roy menemukan jawabanya sekaligus cara kerja dalam menyikapi pertunjukan yang dilakukan.

    “Belajar Tertawa adalah sebuah pertunjukan yang menggunakan pola kerja keaktoran. Ini dilaksanakan dengan mencoba membebaskan diri dari rejim penyutradaraan. Pelaksanaanya yakni dengan mengandalkan pengadeganan pada kemampuan aktor dalam menangkap momen secara spontan di panggung," tuturnya.

    Dijelaskannya, Belajar Tertawa dilaksanakan dengan tujuan untuk mengembalikan marwah teater. Sebab saat ini banyak teater yang telah terjangkit keglamoran. Setelah sukses melaksanakan pertunjukan jalanan, Roy mulai melakukan eksplorasi yang lebih serius. “Ini dilaksanakan dengan merumuskan metode kerja keaktoran tanpa sutradara dalam penciptaan pertunjukannya,” katanya.

    Disampaikannya pula bahwa sejak 2013 hingga 2015, pihaknya lebih memilih untuk melakukan pertunjukan di jalanan dan ruang publik lainnya. Ini dilaksanakan seperti di trotoar, warung kopi, pom bensin, pelataran parkir, taman-taman kota dan ruang publik lainnya. Bahkan terkadang di stasiun atau terminal pun dijadikan tempat pentas. “Itu dilaksanakan tanpa ada konsep apapun. Kami hanya menangkap momen keseharian dan melakukan pertunjukan,” paparnya.

    Adapun sejumlah aksi teateroligi yang pernah dipertontonkan Roy dan Mamex meliputi Tour De Park, Dog Day Afternoon, Gregatarium, Kaleidoskop Tubuh, The Pain Killer, Body Exit, Monster Cafe. Selanjutnya Behind The Sins, Dog Day Shopping, A Private Room, A Beautiful Day To Die, The Jogging Shoes, Migrasi Peti Mati dan Fermentasi Hujan Dalam Sepatu.

    Sementara itu Lurah Teater Gerak IAINU Kebumen Muhammad Tiyo Banyu Aji menyampaikan sebelum pentas terapatnya saat pembukaan puluhan peserta telah mendalami workshop seperti olah rasa dan olah tubuh. Adapun pementasan pembukaan meliputi aksi tari, teatrikal, lukis, puisi dan musikalisasi puisi. “"Aksi tersebut tanpa ada skenario. Mereka memilih sendiri sesuai dengan keinginannya," ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top