• Berita Terkini

    Kamis, 01 Februari 2018

    Mendung Tutupi Fenomena Super Blood Moon di Kebumen

    fotoahmadsaefurrohman/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com) -  Fenomena alam Super Blue Blood Moon tak sepenuhnya dapat dinikmat warga masyarakat Kebumen. Mendung menggantung menutupi fenomena langka tersebut.

    "Saya sudah nunggu dari sore tapi cuaca mendung, malah sempat turun hujan. Gagal saya mau motret gerhana bulan," ujar Taufik Susanto (22) warga Desa/Kecamatan  Petanahan diamini  Sofyan (17) warga Desa Wonokromo Alian, Rabu malam (31/1/2018).

    Pantauan koran ini, pusat kota Alun - alun Kebumen juga terlihat sepi. Tak terlihat aktifitas berlebih soal penantian warga fenomena Super blood moon. Aktifitas shalat gerhana sepertinya malah menjadi pilihan pada malam kemarin.

    Sejumlah warga di Kebumen menggelar shalat gerhana. Termasuk di Masjid Agung Kauman Kebumen yang menggelar solat tersebut. Ada sekitar 500 orang mengikuti solat gerhana di Masjid Agung Kauman Kebumen, mereka datang dari komplek masjid dan desa lain. "Datang sendiri tadi sekitar pukul 19.00 WIB, kesini sengaja untuk ikut solat gerhana," kata Arif Budi Setyawan (27) warga Desa Sidomoro Kecamatan Buluspesantren.

    Solat gerhana yang dimulai setelah solat Isya sekitar pukul 19.50 WIB tersebut diimami oleh KH Nasruloh ADH, diawali dengan penjelasan tata cara solat gerhana oleh takmir masjid Agung Kebumen, mulai dari bacaan niat solat gerhana, bacaan suratan, rokaat solat hingga kutbah.

    "Kita laksanakan setlah ba'dha Isya, solat gerhana dilakukan sebagaimana shalat sunnah biasa, atau shalat gerhana dilakukan dengan dua raka’at dan setiap raka’at ada dua kali ruku’ dan dua kali sujud dan ada dua kali khotbah setelah solat seperti yang diajarkan nabi," katanya.

    Usai digelar solat 'Khusuf' atau solat gerhana bulan, selanjutnya digelar dua Khotbah yang sampaikan langsung oleh ketua FKUI Kebumen, Drs Moh Dawamudin MAg. Dalam Khotbahnya Dawamudin yang juga ketua Majlis Taklim Masjid Agung Kebumen tersebut menyampaikan, gerhana bulan merupakan fenomena dari kekuasaan Alloh yang segala keindahan dan cahayanya untuk dikagumi dan dinikmati oleh seluruh manusia dan alam semesta. "Kita wajib mensyukuri fenomena kebesaraan Alloh untuk mengajak kita senantiasa bersyukur," katanya diatas mimbar Khotbah.

    Moh Dawamudin menjelaskan, fenomena langka gerhana bulan tersebut merupakan "Sunnattulloh" yang tidak boleh ditafsirkan dengan mitos. "Kita sebagai orang islam harus berfikir rasional bahwa fenomena tersebut merupakan kuasa Alloh jangan dianggap mistis," katanya.

    Selain itu solat gerhana juga digelar di Dukuh Keputihan, Desa Surotrunan Kecamatan Alian. "Barusan kami juga menggelar solat gerhana, ada sekitar 50 orang yang ikut," kata Ikwanidin (28) warga setempat.(saefur)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top