• Berita Terkini

    Rabu, 24 Januari 2018

    Wali Murid di Purworejo Jadi Korban Penipuan Berkedok Beasiswa

    ekosutopo/purworejoekspres
    PURWOREJO- Sejumlah wali murid MTs Negeri 2 Purworejo atau yang semula MTs Negeri Bener, menjadi korban  penipuan berkedok beasiswa oleh orang tidak dikenal. Mereka yang dijanjikan mendapatkan beasiswa sebesar Rp5,7 juta/bulan, justru kehilangan uang puluhan juta dari ATM setelah menuruti permintaan pelaku.

    Para orang tua wali yang menjadi korban pun mendatangi Mapolsek Bener untuk melaporkan kasus penipuan yang menimpa mereka, Selasa (23/1).

    Kapolsek Bener, AKP Bambang Sulistyo, saat dikonfirmasi membenarkan hal itu. Menurutnya, hingga saat ini telah ada 5 korban yang memberikan laporan. Korban rata-rata menyetorkan uang sekitar Rp5 juta hingga Rp36 juta.

    "Kemungkinan korban masih bisa bertambah," ungkapnya.

    Salah satu korban, Jazimatul Koimah, menyebutkan bahwa pelaku sebelumnya mengirim SMS kepadanya dan mengaku dari pihak sekolah yang akan memberikan beasiswa kepada adiknya yang telah ditetapkan sebagai murid berprestasi. Namun, dirinya kemudian dibujuk menuju ATM dan dipandu melalui telepon justru untuk mentransfer uangnya ke rekening pelaku.

    "Awalnya dapat SMS, senang adik saya akan dapat beasiswa melalui transfer di rekening bank. Terus saya disuruh memberikan nomor rekening dan disuruh langsung cek ke ATM. Kemudian dipandu melalui telepon, ternyata nggak sadar malah saya yang transfer ke sana. Saya cek uang saya hilang Rp 30 juta," sebutnya.

    Sementara itu, Waka Urusan Humas MTsN 2 Purworejo, Supriyo SPdI MPsi, saat dikonfirmasi menegaskan bahwa pihak sekolah tidak menjanjikan beasiswa dalam bentuk apapun kepada para siswa maupun wali murid. Adanya pelaku yang mempunyai data lengkap siswa berprestasi berikut nomor telepon orang tua atau walinya, menjadi pertanyaan besar.

    “Sampai saat ini ada lima wali murid yang mengaku menjadi korban penipuan tersebut,” katanya.

    Supriyo kemudian menjelaskan, pada awal bulan Januari 2018 lalu ada email masuk ke pihak sekolah yang mengatasnamakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang akan memberikan bantuan beasiswa.

    Isi email tersebut antara lain meminta pihak sekolah mengirimkan data lengkap siswa berprestasi yang mendapatkan ranking 1 - 7 di setiap kelas. Pihak sekolah pun tidak curiga dan langsung mengirim data lengkap yang jumlahnya sekitar 182 siswa, terdiri atas 7 x 26 kelas.

    “Kami baru sadar mungkin pelaku ada hubungannya dengan email tersebut," jelasnya. (top)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top