• Berita Terkini

    Senin, 11 September 2017

    Mahasiswa Undip Sulap Sedimen Tambak Hasilkan Arus Listrik

    DOK PRIBADI FOR JAWA POS RADAR SEMARANG
    Dengan produk mikro organisme yang mampu menghasilkan arus listrik untuk menyalakan lampu telah mengantarkan empat mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) Semarang meraih juara presentasi terfavorit di Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2017. Seperti apa?
    -----------------------
    YOBELTA KRISTI AYUNINGTYAS
    -----------------------------
    BANYAK yang tidak menyangka, nama E-Prom, merupakan produk hasil penelitian ilmiah dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Undip. Ya, E-Prom adalah produk yang dibuat oleh sekelompok mahasiswa Undip yang maju sebagai salah satu kontingen di PIMNAS 2017 yang digelar Agustus lalu di Makassar.

    E-Prom adalah kepanjangan dari Electricity Production by Micro Organism. Produk ini dibuat oleh empat mahasiswa yang terdiri atas Luthfiana Mifta Syafitri dari jurusan Biologi 2014; Puji Nur Hana dari Biologi 2014; Dwi Hardiani juga dari Biologi 2014; dan Yanuar Aji Saputro dari Fisika 2013. “Kami berempat kebetulan dari fakultas yang sama yaitu Fakultas Sains dan Matematika,” papar Tata, panggilan akrab Luthfiana Mifta selaku ketua tim.

    Secara umum, jelasnya, E-Prom adalah produk dimana mikro organisme dijadikan sebagai pengurai substrat atau reaktan kimia yang nantinya bisa menghasilkan arus listrik sehingga dapat menghidupkan lampu. Awalnya menggunakan limbah kotoran sapi sebagai substratnya, yang kemudian diuraikan oleh mikro organisme. Tapi seiring berjalannya waktu, dosen pembimbing memberikan saran untuk menggantinya dengan sedimen tambak. “Ya sudah, akhirnya kami menggunakan sedimen tambak, karena memang kami ingin menggunakan zat lain yang belum termanfaatkan,” jelasnya.

    Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat E-Prom sendiri, menurut Tata, masih terbilang sederhana. Alat yang diperlukan meliputi double chamber, penjepit buaya, elektroda, multimeter, dan kawat tembaga. Sementara bahan yang dibutuhkan adalah anoda yang berupa substrat sedimen tambak molase yang sudah difermentasi, dan katoda yang berupa (k3Fe(CN)6 serta h2PO4). Pertama, katoda dan anoda dihubungkan menggunakan Proton Exchange Membran (PEM) yang berupa jembatan garam. Lalu elektroda dimasukkan penghubung penjepit buaya secara seri.

    Saat ditanya cara kerja seluruh rangkaian tersebut, Tata menjelaskan bahwa substrat (sedimen tambak) yang ada, seperti glukosanya dirombak oleh mikro organisme. Dari proses perombakan itu, bisa menghasilkan elektron dan proton. Elektron lalu dialirkan ke sirkuit eksternal dan proton dialirkan melalui jembatan garam tadi.

    Nanti setelah dialirkan, terus ditangkap oleh senyawa kimia di katoda. “Dari proses tersebut, muncul perbedaan potensial yang bisa menghasilkan arus listrik,” jelasnya.

    Keunggulan dari E-Prom yang dibuatnya bersama tim selama lima bulan penelitian itu, bisa digunakan untuk menghidupkan lampu. “Kalau bisa bikin tiga rangkaian, malah bisa untuk menghidupkan lampu LED,” tambah Hana.

    Mereka berharap bisa mengembangkan produk yang sudah diganjar dengan juara presentasi terfavorit ini lebih bermanfaat bagi banyak orang. “Yang jelas, kalau masih diberi kesempatan, bisa maju lagi ke PIMNAS 31,” ungkap Tata dengan antusias. (*/ida)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top