Akibat layang-layang, sejumlah wilayah di Kebumen mengalami pemadaman listrik. Salah satunya terjadi di Desa Lajer Ambal yang kemudian diikuti pemadaman listrik di tujuh kecamatan secara serempak.
Adapun ketujuh kecamatan itu, Kutowinangun, Ambal, Mirit, Petanahan, Poncowarno, Prembun dan Bonorowo. “Pernah tujuh kecamatan padam semua, akibat layang-layang nyangkut di kabel PLN,” tutur Supervisor Teknik PLN Kebumen Agus Revai, kemarin (18/9/2017).
Revai menjelaskan, kreativitas masyarakat membuat layang-layang disertai dengan lampu agar terlihat saat terbang di malam hari mengandung resiko. Adanya
rangkaian lampu, jelasnya, membuat layang-layang dilengkapi dengan konduktor (penghantar arus listrik).
"Saat layang-layang nyangkut, maka dapat menjadi perantara terjadi hubungan arus pendek. Dua hal yang menjadi penyebab pemadaman yakni adanya layang-layang yang nyangkut, dan PLN belum menggunakan kebel berbungkus,” paparnya.
Saat ini di Kebumen memang tengah musim layang-layang. Di sejumlah wilayah anak-anak hingga dewasa terlihat menerbangkan layang-layang dalam berbagai variasi
dan ukuran. Termasuk saat malam hari, layang-layang tersebut dilengkapi lampu serta bunyi-bunyian.
Agus Revai menegaskan, terdapat dua gangguan yang menyebabkan listrik sering kali padam yakni fasa-fasa dan fasa tanah. Gangguan fasa-fasa yakni manakala terjadi hubungan singkat antara kabel dengan kebel.
Hal ini dapat terjadi manakala ada sesuatu atau konduktor yang saling menghubungkan antar kabel. “Sedangkan hubungan fasa tanah yakni manakala terdapat penghubung antara kabel listrik dengan tanah. Hal ini bisanya disebabkan oleh adanya dahan pohon yang menempel pada kabel PLN. Untuk menghindari itu PLN kerap kali melaksanakan pemangkasan dahan pohon yang berada di area jalur listrik,” ucapnya. (mam)
