• Berita Terkini

    Sabtu, 23 September 2017

    17 Warga Belanda Teliti Rob Pekalongan

    MUHAMMAD HADIYAN
    PEKALONGAN- Mencari solusi penyelesaian rob secara komprehensif terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Pekalongan. Salah satunya adalah dengan membangun kerjasama dengan pihak luar negeri khususnya negara Belanda. Sebagai tindak lanjut dari pertemuan MoU antara Pemkab Pekalongan dengan pihak Belanda, sebanyak 17 orang utusan dari Rotterdam university melakukan kunjungan ke Pekalongan. Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka penelitian rob di pesisir Kota Santri.

    "Kita sudah pernah  menandatangani pernyataan kehendak (Statement of Intens/SoI) antara Pemerintah Kabupaten Pekalongan dengan Dewan Air Belanda yang ditandatangani oleh AIB van der Klugt Vice Chairman HHSK/DWA Indonesia dan Rotterdam university pada bulan April lalu," ujar Bupati Pekalongan Asip Kholbihi saat menerima kunjungan utusan tim dari Belanda, kemarin.

    Dutch Water Authorities (DWA) atau Hoogheemradschap Van Schiland en de Krimpenerwaad (HHSK) merupakan lembaga yang mengelola air di Kota Rotterdam, Belanda, sebagai referensi untuk diterapkan di Kabupaten Pekalongan. Serta Rotterdam University yang lebih dahulu dikenal dalam pembelajaran manajemen air.

    Rombongan diterima oleh Bupati Pekalongan yang didampingi oleh Kepala Bappeda Litbang, DPU Taru, serta Perkim LH di Pendopo Rumah Dinas Bupati Pekalongan di Kajen.

    Menurut Asip Kholbihi, kehadiran mereka akan memberikan masukan analisa akademik terhadap penanganan banjir rob dan pembangunan Polder atau Dam di Desa Mulyorejo, Kecamatan Tirto dan akan melakukan supervisi serta monitoring selama tiga  bulan sejak Bulan Oktober 2017.

    "Nantinya masukan tentang mencari pola drainase yang eksisting, karena saat masih merupakan drainase yang belum hebid terhadap folder yang kita buat. Tim dari Belanda ini juga akan mengukur elevasi ketinggian air, sampai sejauh mana elevasi ketinggian air yang akan dipompa dan untuk menghitung kekuatan storet pada saat hujan datang," ujar Asip.

    Kegiatan ini nantinya akan dipandu  oleh Prof Imam dari Unnisula dan hasil dari studi akan dijadikan landasan kebijakan untuk penyempurnaan pembangunan folder yang ada di desa Mulyorejo Kecamatan Tirto. "Hasil dari penelitian beberapa waktu lalu sudah kita terapkan sebagian," tandasnya.

    Pada kesempatan itu, Asip juga mempersilahkan tim dari Belanda untuk mengunjungi obyek wisata yang ada di Pekalongan, di antaranya obyek wisata Watu Ireng. Sebab, kunjungan ke obyek wisata yang menyajikan hamparan gundukan batu raksasa besar dengan luas hingga 4 hektar ini diharapkan sekaligus akan dilakukan penelitian terkait dengan material yang ada dan tentang tekstur batu tersebut. "Dengan demikian, maka akan memperkaya khasanah kita dan sebagai satu edukaasi untuk generasi muda," terang Asip Kholbihi. (yan)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top