• Berita Terkini

    Minggu, 27 Agustus 2017

    Sejumlah Nama Disebut Pantas Duduki "Kursi Panas" Direktur RSUD Dr Soedirman Kebumen

    KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Hingga hari terakhir pendaftaran lelang Jabatan Direktur RSUD Dr Soedirman Kebumen, tak ada satupun pendaftar masuk ke meja panitia seleksi (pansel) yang dibentuk Pemkab Kebumen.

    Menariknya, seiring dengan itu, kini mulai muncul sejumlah nama yang disebut-sebut pantas menduduki "kursi panas" rumah sakit plat merah tersebut. Hingga berita ini diturunkan Minggu (27/8/2017), sudah ada beberapa nama yang mulai beredar.

    Mereka masing-masing Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen, dr Rini Kristiani, Kepala Dinas Sosial dan PPKB, dr HA Dwi Budi Satrio, juga sejumlah nama lain seperti dr Imbar Sudarsono , dr Fatah Widodo,
    dr Chanifudin bahkan Direktur RS PKU Muhammadiyah Gombong, dr Ibnu Nasher. Dan tentu saja Direktur RSUD Kebumen saat ini, dokter Bambang Suryanto.

    Khusus dr Chanifudin sejatinya sudah duduk sebagai Dewan Pengawas RSUD Dr Soedirman Kebumen. Namun, dokter ini disebut pantas karena sebelumnya dinilai berhasil membawa peningkatan di RS PKU Muhammadiyah Sruweng.

    Pemerhati Kebijakan Kebumen, Achmad Marzoeki dimintai pendapatnya mengatakan, ada harapan besar masyarakat terkait pengelolaan RSUD dr Soedirman Kebumen. Oleh sebab itu, siapapun nanti yang memimpin harus sosok yang memiliki kemampuan manajerial minimal dalam 4 bidang, seperti pengelolaan SDM, aset, obat-obatan, dan keuangan. Muaranya, pelayanan prima bagi masyarakat.

    Disinggung soal nama-nama yang pantas disebut memimpin RSUD dr Soedirman, Achmad Marzoeki mengatakan belum bisa berpendapat banyak. Hanya menurutnya, RSUD Soedirman saat ini butuh sosok direktur baru.

    "Yang jelas menurut saya yang sudah pernah menjabat Direktur RSUDS ya nggak usah ikut lelang lagi. Biar ada regenerasi. Selain itu semangat orang dalam menjalani tugas baru dengan mengulang kembali tugas lama akan berbeda. Lebih bisa diharapkan yang baru untuk melakukan perbaikan," katanya.

    Terkait nama-nama lain, Achmad Marzoeki kembali mengatakan tak mengenal secara pribadi sehingga belum bisa berkomentar banyak. "Hanya tahu di facebook ada dokter Imbar, dokter Fatah Widodo. Kemauan berinteraksi di medsos,  saya kira juga merupakan kredit poin tersendiri. Setidaknya mentalnya sudah belajar menghadapi berbagai bentuk kritikan," ujarnya.

    Adapun khusus dr Ibnu Nasher yang juga masih adik Bupati Kebumen Mohammad Yahya Fuad, Achmad Marzoeki berpendapat jangan dulu.  "Dr Ibnu Naser, sebaiknya jangan. Kalau ke depan berminat mungkin bisa dicoba dulu dengan menjadi Direktu RS PKU Muhammadiyah di luar Gombong, misal Petanahan atau Pejagoan," katanya.

    Ibnu Nasher saat ini dikenal sebagai figur dokter muda yang tengah mengembangkan RS PKU Muhammadiyah Gombong sebagai RS rujukan dengan konsep layanan hospital tourism yang tak hanya sekedar menjanjikan layanan prima sekaligus menyajikan keunggulan potensi wisata Kebuemn di lingkungan rumah sakit.

    Lalu bagaimana dengan dr Rini dan dr Budi Satrio? Dengan segala kelebihan kedua orang itu, Achmad Marzoeki menyarankan tidak untuk saat ini.

    Terlepas dari itu, pria yang akrab disapa Kang Juki itu mendorong Tim Seleksi direktur RS dr Soedirman Kebumen agar lebih jauh menggali kemampuan para peserta lelang.

    "Kalau sekadar test tertulis, psiko test, presentasi dan wawancara baru menggali kemampuan kognitif saja.  Karena itu Tim Seleksi perlu merumuskan mekanisme seleksi yang mampu mengeksplorasi kemampuan peserta lelang, agar siapa yang nanti terpilih bisa mewujudkan harapan masyarakat terhadap RSUDS," demikian Achmad Marzoeki.

    Sebelumnya, Ketua Panitia seleksi (Pansel) Lelang Jabatan Direktur RSUD dr Soedirman Kebumen, Mahmud Fauzi, mengatakan pihaknya akhirnya memperpanjang masa pendaftaran hingga 15 hari. Ini dilakukan karena sejak masa pendaftaran dibuka pada 7 hingga 23 Agustus 2017, tak ada satupun berkas lamaran masuk. (cah)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top