• Berita Terkini

    Selasa, 01 Agustus 2017

    Kades Rantewringin Minta Pemkab Kebumen Serius Tangani Buaya Lukulo

    imam/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com )- Kepala Desa Rantewringin, Kecamatan Buluspesantren, Irfansyah meminta Pemkab Kebumen melalui dinas instansi terkait serius menangani keberadaan buaya di Sungai Lukulo. Bukan tak mungkin, buaya lama kelamaan akan menyerang manusia.

    “Saya berharap ada perhatian serius dari pemerintah terkait adanya buaya di Sungai Lukulo. Menjaga keselamatan warga tentunya tidak harus didahului dengan adanya korban,” tegas Kades yang biasa disapa Irfan itu saat ditemui Kebumen Ekspres, Senin (31/7/2017) kemarin.

    Sudah dalam seminggu terakhir, seekor buaya mondar-mandir di Sungai Lukulo persisnya di RT 2 RW 2 Dukuh Wringin Desa Rantewringin. Irfan mengatakan, sejauh ini memang belum ada laporan buaya itu menyerang warga. Namun demikian, kehadiran buaya apalagi dekat dengan pemukiman penduduk itu tetap membuat Pemdes setempat khawatir.

    "Buaya merupakan binatang teritorial yang selalu menjaga tempat tinggalnya dari kehadiran binatang maupun manusia. Jika persediaan makanan di tempat tersebut habis, maka buaya dapat saja berpindah tempat atau bahkan mencari mangsa manusia. Jika sudah demikian, maka keselamatan manusia tentunya harus lebih diutamakan, " ujar Irfan.

    Baca juga:
    (Buaya Lukulo "Makin Rajin" Menampakkan Diri di Rantewringin)



    Sementara itu, kehadiran buaya di Desa Rantewringin membuat warga setempat kini rajin menyambangi pinggiran sungai Lukulo. Mereka berbondong-bondong ingin menyaksikan buaya. Menariknya, buaya Lukulo di Rantewringin sepertinya sudah tak malu-malu lagi menampakkan diri. Seperti sore kemarin, buaya sempat terlihat.

    “Takutnya hanya jika anak-anak pada bermain di tepi sungai. Namun ada atau tidak ada buaya, tepi sungai bukanlah tempat yang ramah untuk bermain anak,” ujar Hikmah (35), salah satu warga sembari menambahkan sebaiknya buaya dibiarkan saja dan tidak usah ditangkap.

    Hal senada juga disampaikan oleh Tibi (35) yang juga warga Desa Rantewringin. Menurutnya, hampir setiap hari buaya selalu muncul dan naik ke tepi sungai. Setelah berada di darat sebentar, buaya juga akan kembali ke sungai.

    Menurut dia, kehadiran buaya juga ada sisi positifnya. Salah satunya, untuk mencegah para penambang pasir melakukan aktivitas penambangan yang merusak lingkungan itu.

    "Tidak usah ditangkap, biarkan saja. Adanya buaya justru membuat anak-anak takut untuk main di sungai. Juga para penambang pasir,” jelasnya.(mam/cah)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top