 |
| ILUSTRASI |
Informasi yang berhasil dihimpun, korban ditemukan pertama kali oleh Darsih warga setempat yang merupakan tetangga korban. Saat itu, Darsih yang saat itu tengah mencari buah melinjo di kebun tak jauh dari lokasi kejadian samar-samar melihat ada seperti sesosok tubuh yang tergeletak diantara abu pembakaran dedaunan. Barulah saat mendekat, Darsih menyadari bahwa ada manusia yang terbakar tergeletak di tanah.
Seketika itu juga, Darsih lantas berteriak hingga didengar oleh tetangga setempat yang langsung berduyun-duyun mendatangi lokasi. Sejumlah warga kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Mapolsek Pituruh.
Kapolsek Pituruh, AKP Junani Jumantoro, menjelaskan, menurut penuturan para saksi, korban terakhir diketahui pada hari Jumat (21/7) lalu naik ke atas gunung untuk membakar daun kering. Diduga, dedaunan yang dibakar korban kemudian merembet ke lahan orang lain. Korban kemudian berusaha memadamkan api tersebut. Namun banyaknya asap yang mengepul membuat korban akhirnya sesak nafas dan pingsan. Api yang membesar lalu membakar tubuh korban hingga nyawa korban tidak mampu terselamatkan.
"Dugaan sementara itu, masih kita kumpulkan keterangan saksi-saksi maupun bukti,” katanya.
Kapolsek melanjutkan, selama ini korban tinggal seorang diri di kediamanya. Putra-putrinya telah menetap di kediaman masing-masing. Hal inilah yang menyebabkan hilangnya korban terlambat disadari. Pihak keluarga menerima musibah tersebut dengan ikhlas. Usai mendapat pemeriksaan dari Puskesmas Pituru kemudian jenazah korban diminta keluarga untuk dimakamkan.
"Tidak ditemukan tanda-tanda penganiyayaan pada tubuh korban. Kemungkinan memang kecelakaan saat sedang membakar sampah,” tandas Kapolsek.(ndi)
