• Berita Terkini

    Jumat, 07 April 2017

    Protes Megaproyek Tol Batang-Pemalang, Warga Sita Delapan Dumptruk Milik SMJ

    TRIYONO
    PEKALONGAN - Kekesalan masyarakat yang terdampak pembangunan Megaproyek Tol Batang-Pemalang, Rabu (5/4) memuncak dengan menyandera setidaknya delapan armada truk milik PT SMJ. Kekesalan warga dipicu adanya armada dumptruk pengangkut tanah galian yang tidak ditutup dengan terpal hingga tanah berceceran dijalan hingga membuat pengendara sepeda motor terjatuh.

    Informasi diketahui penyenderaan armada truk dilakukan warga Desa Kedungjaran Sragi sekira pukul 20.00 malam bermula adanya armada truk yang melintas di Jalan Raya Desa Kedungjaran, Sragi namun bak tidak ditutup terpal. Kemudian lantaran muatan yang diduga melebihi kapasitas, akhirnya membuat taha jatu berceceran hingga membuat penggendara sepeda motor yang ada dibelakangnya terjatuh.

    Warga yang mengentahui kejadian itu akhirnya berusaha mengejar armada truk namun supir malah menancap gas hingga tidak dapat dikejar. Akhirnya kekesalan warga dilapiaskan kepada armada truk yang ada dibelakangnya dengan dihentikan secara paksa. Bahkan penyanderaan armada truk hingga berlangsung Kamis (6/4) siang hari dengan dilakukan mediasi perwakilan warga Kepala Desa dan pihak PT SMJ di Balaidesa Kedungjaran dengan mediator dari aparat kepolisian Polres Pekalongan dan Polsek Sragi serta Danramil Sragi.

    Pagi hari, sejumlah warga ikut mendatangi lokasi untuk menyaksikan mediasi yang berlangsung cukup alot lantaran surat kesepakatan diingkari pihak rekanan tol.

    Kepala Desa Kedungjaran, Kecamatan Sragi, Saridjo mengatakan bahwa sebagai kepala desa pihaknya mendukung proses pembangunan proyek jalan tol, namun tidak harus mengorbankan masyarakat karena menjadi imbas debu dan jalan rusak.

    "Kami kepala desa sebagai ujung tombak mendukung program jalan tol namun apabila menyengsarakan masyarakat menjadi korban lumpur, debu maka kami akan menutup akses. Adapun delapan truk yang ditahan karena ada truk membawa tanah tumpah dan membuat pengendara jatuh namun ketika akan dihentikan malah melaju dengan kencang sehingga yang dibelakang kita hentikan  lain menjadi sasaran," terangnya.

    Setelah ada kesepakatan, kemudian delapan truk yang disandera warga dilepaskan untuk kembali beroperasi dengan syarat mematuhi perjanjian. Dari kesepakatan PT SMJ sudah menyetujui akan memperbaiki sarana jalan tidak mirip jalan, tetapi miripnya kubangan kerbau ini untuk segara diperbaiki.

    "Kami bersama pihak kepala desa yang ada di Sragi menuntut agar segera direalisasaikan perbaikan akantetapi kalau tidak kami tak bertanggung jawab apabila masyarakat bergerak lebih banyak. Apabila tidak dipenuhi PT SMJ untuk Kedungjaran dan Sragi akan kita tutup untuk tol," imbuhnya.

    Sementara setelah berlangsung mediasi cukup alot hingga berjam-jam, akhirnya disepakati bahwa pihak PT SMJ akan melakukan perbikan jalan sampai dengan batas waktu yang sudah ditentukan yaitu mulai 8 April 2017.(yon)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top