• Berita Terkini

    Senin, 03 April 2017

    Penghalang Akses Raja Surakarta Didobrak

    DAMIANUS BRAM/RADAR SOLO
    SOLO – Upaya mendamaikan konflik internal kerabat Keraton Kasunanan Surakarta mulai dilakukan dengan langkah tegas. Minggu (2/4), kubu Paku Buwono (PB) XIII Hangabehi menjebol teralis besi dan seng yang dinilai membatasi aktivitas raja di keraton.

    Teralis besi dan seng pembatas antara Sasana Narendra dengan Langen Kantong tersebut berdiri sekitar lima tahun lalu. Yakni, setelah usaha menyatukan kerabat keraton lewat rekonsiliasi yang juga melibatkan pemerintah daerah dan pusat tidak membuahkan hasil.

    Pembongkaran teralis besi dan seng berlangsung dramatis. Para sentana yang juga adik PB XIII diantaranya GKR Wandansari (Gusti Moeng) memenuhi Langen Kantong. Disusul puluhan anggota pengendali massa (dalmas) yang merangsek di sekitar lokasi guna melakukan pengamanan.

    Sekitar dua jam kemudian, atau tepatnya pukul 13.30, teralis besi dan seng berhasil dijebol dengan membuat celah berukuran panjang 1 meter dan lebar 0,5 meter. Lewat celah tersebut, kubu PB XIII dan yang berseberangan saling menatap dan beradu argumen.

    "Kami amankan dulu sebagai antisipasi hal tidak diinginkan. Ini biar diselesaikan secara kekeluargaan, jangan ada gesekan. Rencananya digelar kembali mediasi antara kedua pihak," tegas Kapolresta Surakarta AKBP Ribut Hari Wibowo didampingi Komandan Kodim (Dandim) 0735/Surakarta Letkol Inf Edwin Apria Candra yang turut serta mengamankan lokasi.

    Pembongkaran pembatas tersebut sebagi upaya menyukseskan upacara adat Tingalan Jumenengan Dalem pada 22 April mendatang. Teralis besi dan seng itu dinilai sebagai penghalang PB XIII menghadiri upacara adat tersebut selama empat tahun terakhir.

    "Pagar itu dibangun atas kesepakatan kedua pihak. Mereka (kubu PB XIII) yang membangun pagar, kita hanya menambal dengan seng. Sekarang mereka sendiri yang membongkar," ujar Ketua Eksekutif Lembaga Hukum Keraton Kasunanan Surakarta KP Eddy Wirabhumi.

    Dia menyayangkan pembongkaran tersebut, karena berbeda dengan kesepakatan terakhir. "Kemarin katanya mau membongkar pembatas yang di sisi Sasana Narendra, ya kami persilakan. Kok ini ternyata malah yang di sini (Langen Kantong, Red) juga dibongkar," imbuh Eddy.

    Ditambahkan suami Gusti Moeng itu, pihaknya masih menunggu solusi terbaik menyelesaikan masalah di internal keraton. "Keraton ini bukan punya perseorangan, tetapi milik lembaga. Jadi penyelesaiannya juga harus secara kelembagaan. Kami menunggu utusan presiden secara khusus untuk memberikan solusi terbaik. Semoga Senin depan orangnya bisa segera hadir di Solo," beber Eddy.

    Terpisah, dari kubu PB XIII, GPH Suryo Wicaksono mengakui bahwa yang membuat teralis besi adalah pihak PB XIII. Itu karena raja Keraton Kasunanan tersebut merasa kurang nyaman adanya konflik berkepanjangan dengan adik-adiknya sendiri.

    “Waktu PB XIII menggelar acara, ada pihak yang berusaha mengganggu. Makanya untuk sementara dipasang teralis besi itu karena trauma. Tapi selanjutnya malah ditutup seng. Tadi (kemarin, Red) bongkarnya harus pakai gerinda,” ujar GPH Suryo Wicaksono.

    Adik PB XIII yang akrab disapa Gusti Ninok itu menegaskan, selama empat tahun, Hangabehi tidak bisa leluasa menghadiri prosesi adat, terutama Tingalan Jumenengan Dalem. “Ya karena ada tekanan dan isolasi,” tandas dia.

    Nah, pembongkaran teralis besi dan seng yang ikut dihadiri petinggi TNI dan Polri di Kota Solo, lanjut Ninok, menjadi bukti bahwa selama ini PB XIII tidak bisa bebas beraktivitas karena aksesnya ke keraton ditutup.

    Ditambahkannya, masih ada dua akses menuju lingkungan inti keraton yang belum klir. Yakni di sekitar Kridowoyo dan satu tempat lainnya. “Di situ ada pintu gapitnya. Warna kuning. Nama tempatnya saya lupa.

    Lebih lanjut diterangkan Ninok, pihaknya optimistis, polemik di internal keraton segera rampung karena pemerintah pusat dalam hal ini dewan pertimbangan presiden (wantimpres) ikut aktif cawe-cawe. “Target pertama, jumenengan harus sukses,” tegas dia. (ves/wa)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top