• Berita Terkini

    Senin, 10 April 2017

    Cerita Pasutri Lasmin-Marsuti, Pemilik Lahan Jagung yang Digunakan Sembunyi Teroris

    Sempat Lihat Empat Pemuda Sujud di Balik Tanaman Jagung 

    Masyarakat turut membantu dalam pengungkapan persembunyian teroris yang digerebek Sabtu (8/4) lalu. Salah satunya yang diakui Marsuti. Sesaat sebelum terjadi baku tembak, perempuan ini sempat melihat empat pemuda sembunyi di tanaman jagung miliknya di Desa Suwalan Kecamatan Jenu.



    ZAKKI TAMAMI, Jenu



    WARGA yang melihat tempat kejadian perkara (TKP) penggerebekan teroris di kebun jagung Desa Suwalan Kecamatan Jenu silih berganti, kemarin (9/4). Meski demikian, Lasmin, 52, tetap fokus dengan tanaman jagungnya yang baru ditanam beberapa hari di sisi selatan TKP.


    Pemilik lahan ini tetap saja menyemprotkan obat cair ke tanaman jagung tersebut. Dengan mengenakan baju batik panjang dan celana biru, bapak tiga anak ini tetap enjoy dengan aktivitasnya sebagai petani. Hiruk pikuk di tanaman jagungnya yang sudah berbuah tak terlalu dipikirkan. Tak lama kemudian, Marsuti, 50, menuju ladang mengantarkan air di jeriken untuk menyiram tanaman.


    Pasutri ini merupakan pemilik lahan tanaman jagung yang menjadi lokasi hujan peluru Sabtu (8/4) sore lalu. Pasalnya, teroris bersembunyi di lahan jagung tersebut.

    Lasmin mengaku hanya pasrah dengan peristiwa yang menimpa lahannya tersebut. Dirinya mengaku tetap akan bercocok tanam di lahan yang tak lama lagi akan panen jagung itu. ‘’Diparingi (ganti rugi) nggeh ditampi, nek mboten nggih sampun ikhlas (Dikasih ganti rugi ya diterima, tidak ya sudah ikhlas, Red),’’ ucapnya.


    Dirinya memiliki tiga lahan tanaman yang lokasinya berhimpitan. Tanaman jagung yang sudah berbuah (lokasi sembunyi teroris) merupakan lahan yang posisinya di tengah. Sedangkan lahan yang baru ditanami bibit jagung posisinya di sisi selatan dan lahan di sisi utara tanaman jagung sedang ditanami kacang. ‘’Sak liyane jagung, sing rusak yo kacang niku. (Selain jagung yang rusak ya kacang, Red),’’ tambah Marsuti.


    Mereka juga mengaku hanya bisa pasrah dengan kondisi lahan seperti ini. Sehingga, dirinya tetap fokus dengan tanaman yang ada agar bisa panen maksimal.

    Pemilik lahan ini mengaku saat terjadi baku tembak tidak jauh dari lokasi kejadian. Suara letusan pun terdengar berkali-kali. Namun, sebelum terjadi baku tembak Marsuti mengaku mengetehui ada sekitar empat orang berada di dalam tanaman jagung yang sudah tinggi itu. Saat itu sekitar pukul 15.00, dirinya menuju lahan miliknya yang baru ditanami jagung. Lokasinya berada di sisi selatan tempat persembunyian terduga teroris. Saat menuju lahan itu, firasat adanya teroris yang sembunyi tak sedikit pun muncul. Sebab, saat akan sampai di lahan, dirinya sempat ingin melintas di tengah tanaman jagung miliknya yang sudah berbuah. Tapi niat itu akhirnya diurungkan.


    Sesampai di lahan sisi selatan tempat persembunyian teroris, Marsuti pun memulai aktivitasnya memperbaiki tanaman jagung yang tertimbun tanah dan rumput. Tak jauh dari itu dirinya mengetahui tetangganya juga berada di sawah. Sambil berbincang-bincang kecil dari kejauhan, Marsuti yang kala itu duduk menghadap ke selatan mendadak mengetahui ada orang yang ada di tanaman jagung miliknya. ‘’Saya melirik ke kiri kok ada empat pemuda sedang sujud menghadap ke barat. Posisinya berjajar,’’ ungkapnya.

    Sepintas pakaian empat pemuda itu biasa layaknya pakaian pada umumnya. Tak lama kemudian, perlahan dirinya meninggalkan lahan mendekati Lasmin, suaminya yang berada di lahan lain dengan jarak sekitar 500 meter ke arah utara. Dari situlah, dirinya menceritakan kepada suaminya dan kemudian melaporkan ke aparat kemanan yang menyisir di sawah. Setelah laporan itu baku tembak mulai terjadi. ‘’Saat baku tembak terdengar kalimat Allahu Akbar…Allahu Akbar…Allahu Akbar, sampai tiga kali,’’ kata dia. (*/wid)



    Berita Terbaru :


    Scroll to Top