• Berita Terkini

    Senin, 10 April 2017

    Pasca Penembakan 6 Teroris, Tuban Siaga Satu

    ilustrasi
    TUBAN – Pasca ditembak matinya enam terduga teroris di kebun jagung Desa Suwalan Kecamatan Jenu Sabtu (8/4) sore lalu, Tuban dinyatakan siaga satu.



    Kapolres Tuban AKBP Fadly Samad memastikan, polisi akan mengawasi ketat pintu masuk dan keluar Tuban dan mengintensifkan razia kendaraan serta tempat-tempat yang mencurigakan. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi segala kemungkinan. ‘’Untuk antisipasi kita siaga satu dan laksanakan giat razia,’’ tegas Fadly Samad.


    Perwira dengan pangkat dua melati di pundak itu menyatakan, status siaga satu itu diberlakukan dalam waktu yang belum ditentukan. Perwira kelahiran Makassar ini menjelaskan, antisipasi dan status siaga satu juga dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan serangan balasan yang dilakukan kelompok teroris tersebut. Sebab, peluang tersebut ada. Karena, diduga kelompok teroris yang merupakan jaringan kelompak Jamaah Ansharut Daulah (JAD) sudah mempunyai kelompok-kelompok kecil yang tersebar untuk melakukan amaliyah di sejumlah sasaran. Ketika satu kelompok dilumpuhkan, kelompok lain bisa bergerak.


    Aksi di Tuban yang berhasil digagalkan tersebut diduga merupakan aksi balasan atas ditangkapnya tiga terduga teroris di wilayah Paciran Lamongan dua hari sebelumnya. Karena itu, sangat mungkin kelompak lain dari jaringan teroris yang ditembak mati di Tuban ini melakukan aksi balasan. ‘’Kita antisipasi dengan intensifkan razia,’’ katanya.


    Warga Tuban juga diminta waspada terhadap lingkungannya. Jika ditemui ada orang asing di sekitar tempat tinggal atau warga baru yang tinggal di tengah-tengah warga untuk dipastikan identitasnya. Sebab, bisa jadi jaringan teroris itu sengaja datang dan tinggal di tengah-tengah masyarakat dengan tujuan merancang dan menyiapkan aksi.


    Menurutnya, aksi yang dilakukan di Tuban, yakni upaya menembak dua polisi lalu lintas yang sedang berjaga di pos black sport di kawasan hutan Jati Peteng Desa Sumurgeneng Kecamatan Jenu bukan karena kebetulan. Namun, enam terduga teroris yang menumpang satu mobil itu sengaja menyerang. ‘’Semua warga harus selalu waspada. Kalau ada yang mencurigakan segera lapor,’’ pintanya.


    Lebih lanjut Fadly menuturkan, pengawasan di perbatasan tidak dilakukan full 24 jam. Menurut dia, pengawasan akan dilakukan secara berkala. Waktunya pun acak. Pengamanan tidak selalu menggunakan seragam. Sebagian petugas menyamar dengan berpakaian preman untuk mengawasi Bumi Wali. ‘’Selain yang berseragam ketika patroli, juga ada pengamanan polisi berpakaian preman,’’ kata mantan Kasatreskrim Polres Jepara itu.


    Kapolsek Palang, AKP Murni Kamariyah mengatakan, pihaknya memperketat penjagaan di perbatasan dengan berbagai cara. Dikatakan dia, pengamanan mengerahkan dua pertiga personel Polsek Palang tiap harinya secara bergantian. Tugasnya patroli menyisir jalur pantura, perkampungan warga serta standby di Mapolsek Palang dan pos perbatasan antara Tuban dan Lamongan. Semua personel yang bertugas dibekali senjata dan rompi anti peluru.


    Kecamatan Palang yang berpotensi besar sebagai akses masuk jaringan teroris dari Lamongan itu juga menambah “personel” kekuatan dari masyarkat. Dikatakan Murni, sembari keliling ke pemukiman warga, pihak polisi juga menyebar kontak person Polsek untuk warga jika mengetahui ada orang mencurigakan yang berkeliaran. ‘’Sambil keliling kami imbau warga jangan sampai panik, tapi tetap harus waspada,’’ tutur perwira berpangkat balok tiga di pundak itu.


    Hal yang sama juga dilakukan oleh Polsek di wilayah perbatasan lain, seperti Soko, Widang, dan Bancar. Akses jalan utama masuk Tuban itu kini benar-benar diawasi ketat. Hal itu dilakukan untuk antisipasi adanya serangan balasan dari jaringan terorisme yang sama.


    Kapolsek Bancar AKP Benu Hamzah mengatakan, pengamanan dilakukan intensif di wilayah perbatasan. Yakni dengan patroli dan pengamanan di Poslantas. Benu menuturkan, pengamanan dilakukan gabungan dengan TNI. Tidak hanya di jalur pantura, pengamanan juga difokuskan ke pemukiman warga. ‘’Kami maksimalkan personel yang ada untuk pengamanan di jalur pantura dan pemukiman,’’ kata mantan Kapolsek Merakurak itu.


    Sementara itu, pasca rilis kasus di Mapolres Tuban Sabtu (8/3) malam, Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Machfud Arifin menginstruksikan Polres Tuban agar tidak berkomentar banyak terkait kasus terorisme di Tuban kepada media.


    Kapolres Tuban AKBP Fadly Samad mengatakan, kini semua kasus tersebut sudah ditangani Polda Jatim. Sementara Polres Tuban bertugas untuk mem-backup. Dikatakan Fadly, pihaknya diberi imbauan agar kasus tersebut satu pintu ke Humas Polda Jawa Timur. Dibatasinya ruang Polres Tuban untuk berkomentar ke media, membuat Jawa Pos Radar Tuban tak banyak mendapat informasi lebih lanjut. Termasuk terkait identitas pelaku terduga teroris yang tewas tertembak yang identitasnya belum diketahui.


    Lebih lanjut Fadly menjelaskan, alasannya karena terorisme ini merupakan jaringan yang besar. Sehingga masih banyak pengembangan yang dirahasiakan dan jangan sampai bocor sebelum terungkap tuntas. Terkait satu orang terduga teroris yang tertangkap dan diduga orang gila, Polres juga sudah menyerahkan ke Polda. ‘’Nanti Polda yang ngecek, apa itu benar-benar gila atau termasuk jaringan,’’ kata Fadly. (ono/yud/wid)



    Berita Terbaru :


    Scroll to Top