• Berita Terkini

    Jumat, 17 Maret 2017

    Silaturahmi Alim Ulama Nusantara Hasilkan Lima Poin

    KHOLID KHAZMI/RADAR KUDUS
    REMBANG – Silaturahmi Alim Ulama Nusantara yang berlangsung di Ponpes Al-Anwar Sarang, Rembang, menghasilkan beberapa poin penting yang tertuang dalam Risalah Sarang kemarin. Risalah itu merupakan hasil diskusi para ulama dan masukan dari beberapa kiai sepuh.

    Dari pantauan Jawa Pos Radar Kudus kemarin, sejak pagi jalan pantura menuju Ponpes Al-Anwar Sarang sudah mulai tersendat mulai pertigaan Pasar Sarang. Polisi dan anggota Banser bersiaga di kiri dan kanan jalan. Tulisan tidak untuk parkir dipasang di dua sisi jalan agar tak ada kendaraan yang parkir di tepian sehingga memperparah kemacetan.

    Kendaraan tamu yang parkir diarahkan ke halaman Ma’had Ghozaliyah Syafi’iyah (MGS) Sarang. Barisan anggota Banser tampak rapat mulai dari depan gang hingga jalan masuk menuju kediaman KH Maimoen Zubair.

    Pagi itu, aktivitas santri di Ponpes Al-Anwar tetap berjalan normal. Di aula yang letaknya persis di depan kediaman Mbah Moen, para santri masih melakukan kegiatan mengaji seperti biasa.

    Beperapa ulama mulai berdatangan sejak pukul 09.00 pagi. Termasuk, Bupati Rembang Abdul Hafidz yang datang bersama Habib Ali Assegaf yang datang pukul 09.45 pagi. Sekitar sepuluh menit kemudian, giliran Ketua Umum PB NU KH Said Aqil Siradj yang datang menaiki helikopter dan mendarat di Lapangan Kalipang, Sarang. Total ada 98 ulama yang datang.

    Ketua PB NU datang didampingi Kapolres Rembang AKBP Sugiarto dan beberapa ulama. Selang beberapa menit kemudian, Rais Aam PB NU KH Ma’ruf Amin menyusul. Selain mendapat kawalan ketat dari Banser, tamu-tamu VIP itu juga mendapat sambutan dari Marching Band Al-Anwar.

    Mereka kemudian masuk ke kediaman KH Maimoen Zubair. Dalam pertemuan yang berlangsung tertutup itu, para ulama melakukan musyawarah dan menyimpulkan beberapa hal terkait permasalahan bangsa yang harus dihadapi bersama.

    Musyawarah tersebut berlangsung kurang lebih satu jam. Saat adzan Dhuhur berkumandang, Mbah Moen keluar dari kediamannya dibantu beberapa santri menuju aula tempat salat Dhuhur.

    Setelah itu, semua ulama yang hadir menuju aula tempat diselenggarakannya silaturahmi. Sebelum acara dimulai, mereka menggelar tahlil bersama yang ditujukan KH Hasyim Muzadi yang meninggal beberapa jam sebelum acara silaturahmi diselenggarakan.

    Tahlilan berlangsung sekitar setengah jam. Setelah itu acara dimulai dengan beberapa sambutan. Pertama dari Rais Aam PB NU KH Ma’ruf Amin. Kedua dari Mustasyar KH Tholhah Hasan. Ketiga sambutan dari KH Maimoen Zubair.

    Setelah sambutan, dilanjutkan pembacaan Risalah Sarang yang dibacakan Gus Mus (KH Mustofa Bisri) di hadapan para hadirin. Acara berlangsung hingga pukul 15.00.
    Salah satu poin yang tertuang dalam Risalah Sarang adalah fenomena perkembangan teknologi informasi. Di satu sisi, hal itu dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sebagai sarana silaturahmi.

    Di sisi lain, perkembangan teknologi informasi juga berdampak negatif. Misalnya, penyebaran fitnah dan seruan kebencian yang sangat cepat.
    Mengatasi hal tersebut, pemerintah diimbau mengambil langkah efektif untuk mengatasi dampak negatif itu dan pencegahannya. Selain itu, pemimpin juga diminta membina dan mendidik masyarakat agar lebih bijaksana menyikapi perkembangan teknologi informasi. Hasil itu kemudian dituangkan dalam Risalah Sarang yang terdiri dari lima poin penting.

    KH Maimoen Zubair mengungkapkan, pertemuan tersebut menunjukkan ulama tidak bisa dipisahkan dari bangsa dan negara. Begitu juga dengan Islam yang tak dapat dipisahkan dengan nasionalisme. ”Islam tanpa nasionalisme tidak bisa sempurna. Saya hanya menyarankan perkembangan Indonesia harus bersamaan dengan ulama,” ungkapnya.
    Rais Aam PB NU KH Ma’ruf Amin mengungkapkan, salah satu yang harus dilakukan untuk menjaga konsistensi NU adalah mengikuti tanggung jawab keumatan dan kebangsaan. Sebab, sejak awal ulama turut memperjuangkan dan mempertahankan bangsa ini. ”Inilah yang menjadi tanggung jawab para ulama,” tegasnya. (lid/lil)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top