• Berita Terkini

    Rabu, 22 Februari 2017

    Banjir Datang Tiba-Tiba, Warga Jakarta Panik

    ilustrasi
    JAKARTA–Prediksi banjir yang mulai melanda Jakarta sejak tiga hari lalu bakal meluas terbukti. Banjir tidak hanya menerjang permukiman di sisi Ciliwung. Tetapi hampir seantero hunian penduduk di bantaran sungai di ibu kota. Berdasar data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Penyelamatan DKI, ada 71 titik (RW) banjir di 19 kecamatan di DKI.


    Selain melumpuhkan aktivitas warga karena sebagian besar moda transportasi sempat berhenti beroperasi. Baik kereta maupun bus Transjakarta. Salah satu lokasi banjir paling parah berada di kawasan Kali Sunter, Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur. Ribuan rumah terendam banjir sejak Kamis (16/2).


    Banjir yang menggenangi Kelurahan Cipinang Melayu kemarin (21/2) merupakan yang terburuk sejak tahun 2002. Ketua RW 04 Kelurahan Cipinang Melayu Irwan Kurniadi menyatakan, banjir yang mengepung kawasan itu meluap tiba-tiba Selasa dini hari saat warga masih tertidur pulas. Beradar pantauan, evakuasi warga yang terjebak masih berlangsung hingga pukul 14.00 kemarin. ”Warga kaget. Terpaksa kami evakuasi dadakan semua,” ujarnya kemarin.


    Dia menyatakan, karena dadakan, warga terdampak ditampung di pos RW 04 dan salah satu gedung yang ada disekitar lokasi banjir. Apalagi penampungan di Masjid Borobudur sudah tidak cukup untuk menampung ribuan jiwa yang terdampak.  Menurut dia, dampak banjir kali ini merupakan terburuk sepanjang 15 tahun terakhir. ”Ini tertinggi. Dulu tahun 2002,2007,2012 nggak separah ini. di RW saya tertinggi ada di RT 01. Tingginya 2,5 meter. Karena lokasinya berada persisi di bantaran Kali Sunter,” katanya.

    Selain wilayahnya luas, jumlah warga yang terdampak banjir kemarin tercatat sebagai paling banyak sejak 2002. Selama ini, banjir hanya menyasar 381 kepala keluarga (KK). Mereka merupakan warga yang paling dekat dengan bibir Kali Sunter yang melintas di Cipinang Melayu. ”Sekarang di RW 04 kena semua. Ada 900 KK yang terdampak. Kami sedih karena jumlah Balita yang terdampak 325 orang dan Lansia 75 orang. Mereka kedinginan. Saya sangat khawatir,” ujarnya.


    Saat ini, bantuan logistik sudah berdatangan. Tetapi, kebanyakan masih berupa makanan kemasan. Sementara, korban banjir lebih butuh makanan jadi. Dia menyatakan, Balita dan Lansia merupakan korban banjir yang paling membutuhkan penanganan spesial. ”Ini perlu penanganan khusus. Seperti susu, biscuit serta makanan bayi dan pampers. Sementara untuk Lansia butuh penghangat, selimut,” katanya.

    Untuk diketahui, banjir yang mengepung ribuan rumah di Cipinang Melayu merupakan dampak langsung dari luapan Kali Sunter. Selama bertahun-tahun, Kali Sunter selalu menebar ancaman bagi warga Cipinang yang berada persis di sisi kiri dan kanan. Normalisasi dengan cara membuat tanggul sudah dilakukan sejak 2013. Sayang, proyek tersebut berhenti di tengah jalan. Padahal warga sudah menyetujui dan berharap penyelesaiannya cepat. ”Terhenti pada 2014. Tidak dilanjutkan kembali. Saya tidak tau kenapa. Yang pasti masih ada 2 kilometer lagi yang belum di normalisasi” ujarnya.


    Sementara itu, ribuan warga memadati Masjid Kampus Universitas Borobudur. Konsentrasi korban banjir, dapur umum dan tim penyelamat dari berbagai unsur terpusat di kampus tersebut. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Penyelamatan Husein Murad menambahkan, ada dua RW yang diterjang banjir di Kelurahan Cipinang Melayu. Yakni RW 03 dan 04. ”Kemarin sore sebetulnya sudah turun. Malamnya sudah se mata kaki. Tetapi rupanya pagi-pagi jam 4 pagi airnya naik lagi. tingginya variatif,” katanya di lokasi penampungan Kampus Universitas Borobudur.


    Dia mengatakan, hujan memang mengguyur dari hulu. Sementara, Kali Sunter berada di hilir. Kali tersebut menampung air dari berbagai kali yang ada di hulu. Kali tersebut tidak bisa menampung debit air yang besar. Apalagi kondisinya belum di normalisasi. Berdasarkan prakiraan cuaca, hujan masih akan mengguyur Jakarta. Sehingga masih potensial akan terjadi banjir susulan. ”Tadi malam sebagian tim kami sudah tarik. Pekerjaan agak santai. Tetapi hari ini kami turunkan lagi,” tuturnya.


    Sayangnya, managemen distribusi bantuan ke korban banjir hingga kini belum dilakukan secara baik. Bantuan masih tersebar ke beberapa titik. dia mengatakan, distribusi logistic dan antisipasi dampak lanjutan yang akan mereka diskusikan dengan semua pihak yang terlibat penanganan banjir di Cipinang Melayu. Dia menambahkan, belum mengetahui persis jumlah jiwa yang terdampak karena pendataan masih dilakukan. ”Saya mau kumpulkan. Supaya ada evaluasi dan apalagi yang mesti dilakukan,” ujarnya. (bad/ilo)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top