• Berita Terkini

    Kamis, 05 Januari 2017

    Ini Penjelasan Agung Soal Status "Bupati Tersangka"

    Agung Widhianto/ fotoIMAM/EKSPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Dalam beberapa hari terakhir, nama Agung Widhianto (22) tiba-tiba menjadi buah bibir di kalangan masyarakat Kebumen, khususnya di kalangan pengguna media sosial. Itu setelah dia menuliskan status di akun jejaring media sosial facebook (Fb) miliknya. Dalam status yang ditulis bergaya puisi tersebut, Agung menyebut-nyebut soal doanya agar Bupati menjadi tersangka.

    Apa yang sebenarnya terjadi?

    Saat ditemui Ekspres, Rabu (4/1/2016), mahasiswa UGM ini mengaku telah beberapa kali mendapat ancaman akibat adanya postingan tersebut.

    Selain ancaman untuk dipidanakan, Agung juga diminta menemui pihak terkait secara langsung untuk meminta maaf. Kendati demikian pihaknya mengaku telah siap untuk menerima resiko apapun akibat postingan tersebut. “Sejak kemarin ada beberapa orang yang menghubungi bahkan mendatangi saya guna meminta klarifikasi. Sebagian di antara mereka meminta saya untuk mengambil “jalan damai” dengan menemui subjek tulisan saya guna meminta maaf. Lalu, apa salah saya?,” tuturnya.

    Sebelumnya Agung menulis dalam akun facebooknya soal akan adanya bupati yang akan menjadi tersangka.   “Kumenanti Bupati jadi tersangka. Lalu Si Wakil naik tahta. Ini memang kisah penuh tawa. Hanya Kabupaten Bermain yang punya. Bupati khilaf lagi baca wirid : aku kena gak ya?  Sekarang jadi makin mati gaya. Gara-gara kebanyakan harta. Wakilnya sendiri main kudeta.  Mari bermain yuk. Kamu jadi pemimpin buruk. Mereka jadi birokrat busuk. Kami jadi penonton yang terkantuk-kantuk. Kadang hanya cukup mengangguk.” begitulah status Agung Widhianto yang dia tulis di akun facebooknya dan diunggah pada 2 Januari 2017 lalu.

    Menurutnya, tulisan tersebut hanya sebagai “sentilan” belaka. Pihaknya menulis tanpa ada suruhan dari pihak manapun. Tulisan itu sebagai sentilan dari seorang anak muda nan miskin, yang disampaikan kepada pemimpinnya.

    Baca juga:
    (Doakan Bupati Jadi Tersangka, Seorang Netizen Gemparkan Kebumen)

    Selain itu dalam tulisan tersebut, pihaknya juga tidak  mencantumkan nama bupati dan nama daerah. Postingan tersebut, tidaklah dikhususkan kepada salah satu bupati pada daerah tertentu. Melainkan ditujukan secara umum kepada siapapun.

    “Soal tulisan saya di media sosial hanyalah sebagai “sentilan” dari seorang anak muda miskin kepada pemimpin, yang semestinya punya kontrol terhadap “anak buahnya”. Lagipula, saya tidak menulis nama seseorang atau nama daerah secara jelas dan tandas. Saya menulis untuk banyak pemimpin daerah di Indonesia yang “khilaf” terjerat korupsi sehingga menjadi “pelanggan KPK”,” ungkapnya.

    Agung menambahkan, pihaknya menulis apa yang menurut pemikirannya penting dan layak untuk diketahui oleh masyarakat miskin. Di saat yang sama, Agung mengaku menyadari resiko atau konsekuensi yang ditanggungnya akibat postingan tersebut. Namun, Agung menyatakan tak ada yang salah dengan dirinya mapun pernyataannya.

    Baca juga:
    (Ini Kata Wabup Soal Ocehan Netizen yang Mendoakan Bupati Jadi Tersangka)

    “Sebagai anak muda, saya merasa perlu untuk berani mengambil sikap, dan bukan malah menjadi “penonton” yang hanya diam bahkan menjadi pecundang. Setiap pemimpin, sudah semestinya harus berani untuk bertanggung jawab atas apa yang diperbuat oleh “anak buahnya”. "

    "Salah satu bentuk tanggung jawab tersebut ialah menyatakan bahwa “benar adalah benar” atau “salah adalah salah”. Jika seorang pemimpin khilaf, semestinya dia harus meminta maaf kepada masyarakat secara jujur dan terbuka,” ucapnya.

    Agung sendiri diketahui mahasiswa Fakultas Ilmu sosial dan politik (Fisipol ) Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta. Dia mengambil jurusan Ilmu dan politik Pemerintahan. Agung juga dikenal aktif dalam sejumlah kegiatan pemberdayaan masyarakat. Dia tercatat pernah mengikuti kegiatan belajar partisipasi anak muda dan tata kelola kebijakan organisasi di enam negara bersama organisasi kemanusiaan Internasional Plan International yang berkantor di Working Inggris sejak 2013 hingga 2016. Saat ini Agung disebut-sebut tengah mencari sponsor untuk dapat mengikuti bea siswa pendidikan di Inggris.

    Dimintai tanggapannya secara terpisah, penggiat media sosial di Kebumen Achmad Marzoeki tidak mau berkomentar terlalu banyak soal pernyataan Agung Widianto. Bisa jadi, kata dia, mungkin saja yang dilakukan Agung tersebut memiliki alasan yang bersifat pribadi.

    Namun demikian, pria yang akrab disapa Kang Juki tersebut bisa memahami apa yang dilakukan Agung di usianya tersebut. "Alangkah baiknya bila hal-hal semacam ini menjadi bahan diskusi dan tidak disebar di media sosial," katanya. (mam)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top