SAEFUR/EKSPRES |
Enardi ditemui kemarin mengatakan, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 16.00 WIB setelah sebelumnya, hujan deras mengguyur disertai petir. Saat itulah, dia yang tengah berada di dalam rumah bersama Nurbandiyah (25), istrinya kaget mendengar suara sambaran petir keras tak jauh dari tempat dia duduk. "Suaranya keras sekali, terus terdengar bunyi kraaakk seperti pohon patah dan listrik padam, " katanya.
Penasaran, Enardi lantas melongok ke luar rumah. Barulah dia menyadari, suara keras seperti pohon patah tersebut berasal dari suara antena televisi yang roboh. Belakangan diketahui, petir tak hanya membuat antena televisinya patah. Seekor sapi satu-satunya yang dia pelihara sejak kecil, ikut menjadi korban.
"Ketika tahu antena televisi ambruk tersambar petir, saya sempat kembali ke rumah. baru saja saya duduk, tetangga datang dan memberi tahun sapi saya tergeletak dan kejang kejang," kata Enardi.
Sadar sapi tak bisa diselamatkan lagi, Enardi memutuskan untuk menyembelihnya. Sedih jelas dirasakan Enardi, mengingat sapinya itu tengah bunting 8 bulan. "Untung saat itu sapi saya belum mati. Saya lalu minta tolong Pak Kaum untuk menyembelihnya," ujar dia.
Yuswanto, tetangga Enardi mengatakan, petir tak hanya membuat Enardi merugi. Petir juga membuat jaringan listrik di wilayah setempat rusak. "Listrik juga padam di tempat saya dan Enardi banyak kabel yang putus. Jadi saya panggil tukang listrik untuk betulin," kata pria yang juga memberi tahu sapi Enardi tersambar petir tersebut. (saefur/cah)