• Berita Terkini

    Senin, 23 Januari 2017

    Ditemui Ada Antraks, Hentikan Sementara Lalu Lintas Ternak

    KEPALA BBVet Wates Bagus Poermadjaja sudah melakukan uji laboratorium atas 10 sampel yang diambil dari lokasi awal kemunculan antraks di Purwosari. Termasuk sampel tanah lokasi matinya belasan kambing secara mendadak dan disembelih warga serta sisa daging kambing yang masih disimpan warga.


    "Daging kami sita dari warga. Setelah kami teliti terbukti positif antraks. Artinya, hewannya positif antraks. Dua hari terakhir kami juga mendapatkan sampel organ kambing yang mati. Namun hasil uji laboratoriumnya belum keluar," kata Bagus.


    Pihaknya akan terus melakukan pengambilan sampel secara regular. Sembari memantau keefektifan desinfeksi atas tanah dari tempat yang diduga lokasi kematian atau penyembelihan ternak yang terkena antraks. Mengenai pengendalian penyakit hewan menular, pihaknya juga merekomendasikan penutupan akses lalu lintas ternak sementara waktu.


    "Namun, itu jadi ranah kewenangan pemerintah setempat," ujar Bagus.


    Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulonprogo Bambang Tri Budi menerjunkan tenaga medik dan paramedik ke Purwosari. Basecamp terpadu juga didirikan di Pedukuhan Penggung untuk memudahkan mobilitas petugas memantau kesehatan ternak.


    "Obat-obatan juga sudah kami arahkan ke sana. Desinfeksi di wilayah kasus dan sekitarnya sudah kami lakukan sejak 16 Januari disusul pemberian antibiotik pada ternak. Selanjutnya, kami masih akan melakukan vaksinasi ulang," tegas Bambang.


    Antara November 2016 hingga Januari 2017, jumlah ternak mati dengan gejala terjangkit antraks dan sudah diperiksa jumlahnya 10 ekor. Rinciannya, satu ekor sapi dan sisanya kambing.


    Dari tiga ekor kambing yang mati mendadak pada Januari, dua ekor negatif antraks. Seekor lainnya masih diuji laboratorium. Inventarisasi hewan ternak milik warga juga masih terus dilakukan di empat pedukuhan (Ngaglik, Ngroto, Penggung, dan Wonosari).

    "Kami meminta masyarakat tak perlu panik dan cemas. Ketika menemukan hewan mati karena sakit, jangan disembelih dan dikonsumsi, itu saja. Langsung kubur di tanah dengan kedalaman tertentu. Kalau perlu, lubang ditutup dengan cor semen supaya bakteri tidak menyebar," kata Bambang. (tom/iwa)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top