• Berita Terkini

    Selasa, 08 November 2016

    Belanda Kucurkan Rp 1,5 M Tiap Tahun untuk Kota Lama Semarang

    KOTA LAMA - Pemerintah Belanda rencananya bakal mengucurkan dana bantuan untuk perawatan Kota Lama Semarang senilai Rp 1,5 miliar setiap tahun. Bantuan tersebut bakal digunakan untuk revitalisasi Kota Lama menuju living heritage 2020 untuk diakui sebagai bangunan bersejarah warisan dunia di UNESCO.

    Tidak hanya itu, pemerintah Belanda juga bakal memperbantukan tenaga ahli untuk pembuatan Detail Engineering Design (DED). Untuk membicarakan hal itu, dijadwalkan Perdana Menteri Belanda bakal ’napak tilas’ di kawasan Kota Lama Semarang pada 22 November 2016 mendatang. Pimpinan negara yang pernah menguasai Indonesia— konon tak kurang dari 350 tahun itu bakal meninjau jejak ’Little Netherland’ di Kota Semarang tersebut. ”Kunjungan PM Belanda nanti di antaranya membicarakan tindak lanjut program bantuan yang akan diberikan untuk revitalisasi bangunan Kota Lama menuju living herritage,” kata Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, saat meninjau di Kota Lama Semarang, Senin (7/11).

    Dikatakannya, Perdana Menteri Belanda akan mengunjungi Gereja Blenduk, Art Gallery Semarang Polder Tawang dan Polder Banger. Selain itu juga mengajak beberapa menteri serta 15 pengusaha Belanda. ”Nanti juga mengisi seminar revitalisasi dan water treatment management di Polder Banger,” katanya.

    Hevearita membenarkan, kunjungan Perdana Menteri Belanda kali ini terkait tindak lanjut perjanjian kerja sama dengan Pemerintah Kota Semarang. ”Sementara ini, bantuan untuk Kota Lama dan Polder Banger masih berupa bantuan tenaga ahli dalam pembuatan Detail Engineering Design (DED), melalui badan pengelola Sima. Untuk dana belum diterima,” katanya.

    Rencananya, pemerintah Belanda akan mengucurkan bantuan senilai Rp 1,5 miliar per tahun. Bantuan akan digunakan untuk revitalisasi Kota Lama sebagai living heritage. ”Kami sudah persiapkan konsep living heritage. Termasuk dokumen-dokumennya, karena harus lengkap seperti keterlibatan pemberdayaan warga Kota Lama. Kita akan studi banding ke Malaka karena sejak 2000-an sudah diterapkan UNESCO. Nanti bisa mencontoh seperti apa tahapan untuk menjadi world heritage di Kota Lama di 2020,” terangnya. Selain Perdana Menteri Belanda, dalam kunjungan tersebut juga dihadiri oleh Perdana Menteri Singapura. ”Pada prinsipnya kami akan menyambutnya,” kata Mbak Ita sapaan akrab Hevearita. (amu/zal/ce1)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top