• Berita Terkini

    Sabtu, 08 Oktober 2016

    Sedekah Laut Cilacap, 10 Jolen Dilarung

    haryadi
    CILACAP - Sedekah laut nelayan Kabupaten Cilacap Jumat (7/10) kemarin berlangsung meriah. Tercatat 8 kelopok nelayan di pesisir selatan Kabupaten Cilacap terlibat dan membawa joleng ke pendopo kabupaten. Joleng ini kemudian dibawa tiap kelompok nelayan dengan berjalan kaki menyusuri sejumlah jalan protokol menuju Teluk Penyu. Satu joleng lainnya merupakan sumbangan dari Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia dan Pemerintah Kabupaten Cilacap yang dijadikan jolen tunggul atau jolen utama.

    Prosesi sedekah laut itu diawali dengan kedatangan subo menggolo yang dikawal pasukan "dalem" dan "njobo". Mereka didahului oleh rombongan utusan atau yang disebut duto pangarso. Seluruh pasukan itu kemudian bertahan di luar pendopo. Sementara sang masuk ke dalam dan memberikan instruksi singkat kepada nelayan untuk kemudian membawa seluruh jolen ke Teluk Penyu.

    Baru kemudian secara berurutan seluruh peserta arak-arakan ini meninggalkan pendopo. Dimulai oleh duto pangarso, sekompok penari, pembawa bendera dan pembawa jolen. Bupati bersama Wakil, Ketua DPRD Kabupaten Cilacap dan kepala SKPD mengikuti dari belakang. Bupati, wakil dan Ketua DPRD naik kereta kuda. Sementara seluruh kepala SKPD naik becak hias menuju tempat pelarungan jolen.

    "Ada delapan kelompok nelayan yang terlibat. Masing-masing membawa satu jolen, plus dari HNSI," ujar Ketua HNSI Kabupaten Cilacap, Sarjono, kemarin.

    Dia mengatakan, seluruh jolen ini dilarung ke perairan selatan pulau jawa dengan menggunakan sejumlah perahu. Jumlahnya diperkirakan lebih dari 8 perahu karena ada sejumlah jolen berukuran besar hingga membutuhkan lebih dari 1 buah perahu untuk membawanya.

    "Jumlah perahu banyak. Ada satu perahu yang membawa satu jolen. Ada juga satu joleh dibawa dua perahu," ujarnya kepada sejumlah awak media.

    Iring-iringan jolen ini, katanya juga dimeriahkan oleh sejumlah kelompok kesenian tradisional. Sebut saja kelompok kentontan atau tek-tek dan juga barongsai. Keberadaan mereka membuat penonton tetap memadati jalan yang dilalui jolen dari pendopo hingga Teluk Penyu.

    Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Cilacap, Murniyah mengatakan, kegiatan ini merupakan hajat para nelayan disana. Namun agenda ini dikemas menjadi hajat pemerintah daerah dalam hal ini bupati dan dilakukan sejak 1873 lalu.

    "Ini hajatnya bupati, tapi dikemas menjadi hajat bupati. Karena sejak 1873 sudah dikemas oleh bupati cilacap pertama," katanya.

    Untuk memeriahkan perhelatan kemarin, Pemkab Cilacap juga menggelar sejumlah kegiatan di pantai Teluk Penyu. Mulai dari bazar, lomba desain batik hingga pertunjukkan kesenian tradisional sehari penuh kemarin.

    Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji saat Kamis (6/10) malam kemarin berharap, nelayan diminta memperhatikan iklim dan cuaca yang terjadi. Arif dan bijaksana, nelayan tidak segan-segan meminta informasi kepada pihak terkait. Penyebab kecelakaan laut karena mereka kurang paham perkembangan cuaca di laut.

    "Sebelum melaut, hati-hati dan menjaga kesehatan hingga bisa pulang dalam keadaan sehat wal afiat dan membawa hasil yang melimpah," katanya. (har
    )

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top