• Berita Terkini

    Selasa, 04 Oktober 2016

    Prihatin, Belum Ada Rujukan Sejarah Kebumen

    sudarno ahmad/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Belum adanya data induk tentang sejarah Kebumen menjadi keprihatinan tersendiri bagi dalang senior Ki Basuki Hendro Prayitno. Terlebih penetapan 1 Januari sebagai Hari Jadi Kabupaten Kebumen hingga kini masih menjadi kontroversi.

    Melihat hal itu, dalang senior asal Desa Ambalresmi, Kecamatan Ambal memandang perlu membuat database sejarah tentang Kebumen yang selama ini belum ada. Nantinya, data tersebut dapat menjadi dasar pijakan untuk berbagai penelitian tentang Kebumen. Sebab, selama ini belum terdapat data induk tentang sejarah Kebumen yang bisa menjadi rujukan, baik oleh masyarakat maupun lembaga yang akan melakukan penelitian.

    Ki Basuki Hendro Prayitno dan guru SMP Negeri 2 Ambal Bambang Cahyono, pun memprakarsai sebuah forum diskusi tentang sejarah Kebumen. Hal tersebut dilakukan karena terdorong oleh rasa keprihatinan yang mendalam ketika melihat kenyataan bahwa hingga saat ini masih sedikit forum-forum kajian yang mengangkat materi sejarah Kebumen. Yang dapat dijadikan referensi bagi masyarakat, khususnya untuk generasi muda.

    Disamping juga adanya beberapa versi tentang sejarah Kebumen. Pemkab Kebumen sendiri mengakui ada tiga versi, seperti yang diutarakan melalui berbagai media publikasinya. Dengan demikian, tidak ada kepastian tentang sejarah Kebumen yang lengkap dan dipaparkan secara seragam kepada anak turun, terutama warga Kebumen.

    Adanya perbedaan versi sejarah yang berkembang di tengah masyarakat tersebut, dikhawatirkan dapat menimbulkan "jurang pemisah". Sehingga dapat memicu perpecahan kekuatan dan kebersamaan dalam memajukan Kota Kebumen.

    Diskusi tersebut selain dihadiri Ketua Umum Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kebumen Pekik Sat Siswonirmolo, juga dihadiri perwakilan dari beberapa elemen masyarakat Kebumen.

    "Adanya perbedaan diantara kita adalah hal biasa. Namun mencari titik temu diantara perbedaan kita adalah hal yang luar biasa," kata Bambang Cahyono, mengawali acara diskusi di kediaman Ki Basuki Hendro Prayitno, baru-baru ini.

    Untuk itu dia  mengajak semua pihak seperti pemerintah daerah, DPRD, budayawan, kaum intektual. "Keluarga besar trah Arung Binang, keluarga besar trah Pangeran Bumidirjo, dan lain-lain untuk dapat duduk bersama menelusuri sejarah Kebumen," ujarnya.

    Ki Basuki Hendro Prayitno menambahkan, dari diskusi tersebut, jika memungkinkan nantinya dapat dibuat sebuah buku tentang sejarah Kebumen dengan satu versi. Yang dapat diwariskan secara seragam kepada generasi penerus, terutama warga Kebumen. "Terwujudnya sebuah buku tersebut nantinya diharapkan sebagai wujud sumbangan pemikiran. Sebagai bahan diskusi bersama dalam rangka mencari kebenaran sejarah Kebumen," tuturnya.

    Oleh karena itu, kata Basuki, buku tersebut tidak bermaksud membenarkan ataupun menyalahkan tulisan-tulisan yang telah ada tentang sejarah Kebumen. Namun buku ini mencoba mengetengahkan perbedaan, persamaan dan mengkritisi tulisan-tulisan sejarah Kebumen yang sudah ada.

    Ketua Umum DKD Kebumen Peki Sat Siswonirmolo, mengaku pihaknya sangat mendukung diskusi tersebut. Sehingga pada akhirnya akan menjadi sebuah buku sejarah tentang Kebumen, yang dapat menjadi sumber kajian bagi berbagai pihak, khususnya generasi muda.

    "Yang ingin mengetahui sejarah Kebumen, sehingga bagi warga masyarakat Kabupaten Kebumen akan memberikan rasa bangga dan memiliki. Yang selanjutnya dapat menumbuh kembangkan potensi-potensi yang ada sehingga dapat memajukan pembangunan di segala bidang," paparnya.

    Peminat sejarah, yang juga guru di SMK Ma'arif 3 Kebumen dan SMA Islam Al Khafi Somalangu Putut Ahmad Su'adi, menegaskan bahwa dari versi sejarah yang ada perlu ada pencermatan kronologi. Karena ternyata ada data tanggal yang sama dari peristiwa yang berbeda. Disamping itu Putut berharap, untuk pembahasan sejarah Kebumen harus bisa lepas dari sisi politik dan idiologi. "Sehingga akan lebih ilmiah. Karena sebenarnya berdasarkan fakta sejarah, tidak ada yang perlu diperdebatkan," kata pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris DKD Kebumen itu.

    Hal senada dikatakan oleh Kepala Desa Wiromartan, Kecamatan Mirit, Widodo Sunu Nugroho, yang juga hadir pada acara tersebut. Menurutnya, apabila diamati sejarah Kebumen selalu diwarnai dengan adanya pengkhianatan. Meski demikian semua itu adalah fakta sejarah yang harus tetap diakui secara obyektif dalam sejarah.

    Diakhir diskusi yang berlangsung cukup hangat tersebut disepakati kedepan akan diselenggarakan forum diskusi lanjutan. Dengan jumlah peserta yang lebih besar. Diharapkan dapat semakin menambah wawasan sejarah Kebumen, dengan melibatkan beberapa tokoh masyarakat yang peduli tentang sejarah Kebumen.(ori)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top