• Berita Terkini

    Rabu, 05 Oktober 2016

    Full Day School Juga di Museum

    ilustrasi
    Kemendikbud Integrasikan PPK di Sekolah dengan Pusat Kebudayaan
    JAKARTA – Museum dan balai kesenian serta infrastrutktur budaya lain akan diintegrasikan dengan sekolah secara langsung untuk Pendidikan Penguatan Karakter (PPK). Sehingga sistem PPK yang jadi metamorfosis full day school itu tidak hanya di sekolah saja. Masalahnya, fasilitator yang menjadi penghubung sekolah dan sarana kebudayaan itu belum sepenuhnya siap.


    Dari catatan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendibud setidaknya ada 900 cagar budaya yang ditetapkan skala nasional. Selain itu masih ada ratusan cagar budaya lain yang ditetapkan oleh pemerintah setempat. Ada pula museum, taman budaya, dan balai kesenian yang bisa jadi lokasi siswa untuk PPK. Masing-masing sudah ada penjaga atau biasa disebut juru pelestari.


    ”Masalahnya fasilitator yang kurang tenaga. Butuh disertifikasi juga,” ujar Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid, kemarin (4/10). Fasilitator itu menjadi penghubung antara guru di sekolah dan juru pelestari di sarana budaya. Kemendikbud akan bekerja sama dengan kementerian ketenagakerjaan untuk mengurusi sertifikasi fasilitator tersebut.


    Kebutuhan tersebut cukup mendesak lantaran tahun ini Kemendikbud akan mengujicoba PPK di 550 sekolah. Tahap pertama 50 sekolah, sedangkan 500 lainnya pada tahap kedua di tahun ini juga. PPK bukan ekstrakulikuler yang bisa dipilih siswa. Tapi, PPK menjadi kokulikuler yang terintegrasi dengan pelajara.


    ”Tapi, tidak semua sekolah punya fasilitas cukup. Makanya pusat kesenian, taman budaya, museum, cagar budaya itu semua dibuka untuk keperluan itu,” ujar dia.

    Masalah lain, juru pelestari atau juru kunci memang tahu betul detail-detail informasi yang berkaitan dengan cagar budaya yang diawasi. Tapi, mereka dianggap tetap butuh pendalaman materi untuk pengajaran siswa. ”Juru juga perlu dilatih kecakapan mengajar dan mengelola kelas,” tambah dia.


    Mendikbud Muhadjir Effendy menuturkan bahwa integrasi antara sekolah dan pusat-pusat kebudayaan itu akan berjalan lebih mudah. Sebab, pusat-pusat kebudayaan itu kini berada di bawah Kemendikbud. ”Jadi siswa nanti bisa belajar juga langsung ke museum atau ke cagar budaya lain,” ujar dia.

    Dalam skema PPK itu pengajaran tidak hanya fokus pada penguatan religiusitas saja. Tapi, juga penguatan karakter kebudayaan. Jadi, setelah siswa mengikuti pelajaran utama, mereka akan bisa belajar di luar kelas. (jun)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top