• Berita Terkini

    Selasa, 21 Juni 2016

    8 Korban Longsor di Purworejo Kembali Ditemukan

    andi/ekspres
    Status Siaga Bencana Ditetapkan
    PURWOREJO - Upaya evakuasi koban longsor terus dilakukan. Hingga Senin (20/6) kemarin ditemukan 8 korban meninggal dunia. Sementara puluhan korban lainnya diperkirakan masih tertimbun longsoran. Atas musibah banjir dan longsor yang terjadi, Kabupaten Purworejo menetapkan status siaga bencana.

    BPBD Kabupaten Purworejo merilis, delapan korban yang ditemukan. Di Desa Donorati, ditemukan 6 korban yakin, Fatmiati (51), Ifa (12), Destiwati (8), Pandu (8), Misina (35), dan Rendra (5). Di Desa Jelok ditemukan 1 korban yaki Satinem. Sedangkan di Desa Caok 1 korban atas nama Seyowati.

    "Upaya pencarian akan terus dilakukan hingga 14 hari mendatang. Hal itu sesuai dengan penetapan status siaga bencana yang telah ditetapkan," ucap Kepala BPBD Purworejo, Boedi Hardjono, kemarin.

    Dikatakan, upaya pencarian melibatkan Tim SAR Gabungan BPBD Purworejo, Kodim 0708/Purworejo Yonif 412 Kostrad dan relawan. Sementara yang menjadi kendala dalam pencarian korban adalah kondisi medan yang berat terutama di daerah longsor di Desa Donorati.

    "Keterbatasan sarana dan prasarana  juga menjadi kendala. Namun hal itu dapat diatasi dengan koordinasi seluruh pihak," ucapnya.

    Sementara itu, Bupati Purworejo Agus Bastian mengatakan, pasca penetapan status darurat bencana, pemerintah akan mengoptimalkan penggunaan dana siap pakai (DSP) untuk menangani banjir dan longsor. Kendati demikian, bupati belum bisa menghitung besaran kebutuhan dana untuk menangani bencana itu.

    "Terpenting lagi adalah rehab rekon, pemerintah kabupaten tidak akan sanggup menanggungnya sendiri," ucap Bupati dalam paparanya di hadapan Kepala BNPB di kantor BPBD Purworejo.
    Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Willem Rampangilei menegaskan agar fokus utama dalam kegiatan tanggap darurat adalah pencarian korban.

    Tantangan tanggap darurat di Kabupaten Purworejo, lanjutnya, adalah beratnya medan bencana. Selain berbukit, ucapnya, areal terdampak bencana juga demikian
    luas."Sebagian korban juga bukan warga setempat serta tidak ada saksi hidup yang bisa memastikan jumlah korban, sehingga menyulitkan proses identifikasi," ucapnya.

    Dikatakan, BNPB berencana melakukan identifikasi dan membuat konsep mitigasi bencana tanah longsor di Perbukitan Menoreh. Kami juga Akan bekerjasama dengan
    Kementerian PU-PR untuk melakukan survey lokasi.
    "Agar mudah akan digunakan drone sehingga lokasi bencana dapat terlihat secara utuh," kata Willem. (ndi)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top