• Berita Terkini

    Jumat, 15 April 2016

    Balai Besar Kaji Kerusakan Sungai Luk Ulo

    IMAM/EKSPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)– Balai Besar Serayu Opak kini  tengah mengkaji kerusakan Sungai Luk Ulo Kebumen. Untuk penanganan kerusakan pada sungai yang kerap menjadi sorotan itu, masih menunggu hasil dari kajian tersebut.

    "Dari hasil kajian balai besar nanti akan muncul rekomendasi teknis," kata Kepala Seksi (Kasi) Sungai Bidang Sungai dan Pantai pada Dinas Sumber Daya Air Energi Sumber Daya Mineral (SDAESDM) Kabupaten Kebumen Saeful Amri  saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (13/4/2016).

    Sungai Luk Ulo yang memiliki panjang 68,5 km kerap kali mengalami kerusakan sejak bertahun-tahun lalu. Kerusakan dpaat dilihat mulai dari hulu di pegunungan Serayu Selatan hingga muara Tanggulangin. Penanganan yang dilakukan selama ini juga belum dilakukan secara menyeluruh.  Bahkan terdapat juga  titik-titik yang sebelumnya sudah  ditangani kini  telah rusak kembali.

    Kondisi tersebut pun berdampak menambah kerusakan Sungai Luk Ulo yang belum ditangani.  Seperti kerusakan bronjong di tebing Sungai Luk Ulo yang masuk Desa Muktisari Kecamatan / Kabupaten Kebumen. Bronjong di dekat bendungan mini itu longsor dan hancur. Di lokasi sekitar juga terdapat longsoran tebing akibat penambangan tanah liat dan pasir.

    Untuk diketahui, penambangan tanah liat di tebing Sungai Luk Ulo itu tak kenal musim. Saat hujan pun aktifitas penambangan masih terus berlangsung.  "Justru saat hujan penambangannya lebih mudah karena tanah liatnya bercampur dengan air. Tinggal mengolah sedikit saja sudah jadi adonan bahan batu bata," kata Sukirno (54), salah satu penambang tanah liat di Desa Muktisari.

    Selain penambangan tanah liat, juga marak terdapat penambangan pasir. Penambangan ini lebih parah lagi dari hulu ke hilir. Dari Desa Giritirto Kecamatan Karanggayam yang berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara sudah terlihat aktifitas penambangan pasir yang menggunakan alat berat. Bahkan sebagian besar menggunakan mesin sedot. Parahnya lagi, hasil penambangan pasir Sungai Luk Ulo itu diangkut ke luar Kebumen. Kondisi tersebut mengakibatkan jalan kabupaten yang dilalui truk pengangkut pasir itu menjadi hancur.

    Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Kebumen Slamet Mustolkhah didampingi  Kabid Bina Marga Haryono Wahyudi saat mengecek ke lapangan mengeluhkan kondisi tersebut. Apalagi penanganan yang dilakukan sebelum ini sia-sia lantaran rusak kembali setelah dilewati truk bermuatan berat. Dan truk yang kebanyakan berplat R itu tidak terkendali.

    Di tempat lain seperti Desa Peniron Kecamatan Pejagoan dan Desa Banioro Kecamatan Karangsambung, adanya penambangan pasir Luk Ulo malah melenyapkan jalan desa setempat. Selain itu juga menggerus permukiman penduduk serta infrastruktur seperti jembatan.

    Kerusakan Sungai Luk Ulo yang meluas itu sampai Desa Maduretno dan Desa Ayamputih Kecamatan Buluspesantren. Di tempat tersebut masih terdapat penambangan pasir yang menggunakan alat berat. Kini bertambah marak menyusul dimulainya sejumlah proyek pemerintah.  Ketua Forum Peduli Konservasi Lahan dan Bebatuan (FPKLB) Kebumen Dwi Kurniawan meminta agar kerusakan Sungai Luk Ulo segera ditangani. Terlebih kerusakan di Bendung Kaligending yang berada di sungai tersebut telah hancur dan mengakibatkan tidak berfungsinya irigasi. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top