IRAWAN WIBISONO/JAWA POS RADAR SOLO |
Pernyataan tersebut disampaikan DPD Projo Jawa Tengah (Jateng) ke awak media di sebuah rumah makan di kawasan Laweyan, kemarin (12/3). Rasionalisasi harga BBM merujuk pada turunnya harga minyak mentah dunia yang saat ini hanya USD 40 per barel. Selain itu kondisi perekonomian Indonesia sedang mengalami tren positif dengan naiknya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di bawah Rp 13.500 per US dollar.
”Tentu ada kewenangan pemerintah dalam menentukan harga BBM. Maka dari itu kami meminta presiden menurunkan harga BBM menjadi Rp 5.000,” kata Ketua DPD Projo Jateng Sugeng Setyadi. Dia yakin dengan turunnya harga BBM akan diikuti menurunnya harga kebutuhan pokok yang kini juga ikut melonjak.
Harapannya dengan kebijakan kecil tersebut akan menimbulkan efek domino yang berujung pada naiknya tingkat kesejahteraan masyarakat. ”Kami yakin presiden menentukan dengan pertimbangan yang arif dan bijaksana,” kata dia.
Ketua DPC Projo Solo Tego Widarti memaparkan, kehidupan masyarakat saat ini cukup tercekik karena naiknya berbagai harga kebutuhan pokok. Harga beras misalnya, di Kota Solo, kini harus dibeli dengan Rp 10 ribu per kilogram dengan kualitas biasa. Ditambah lagi harga gas dan minyak yang tak terbendung lagi naiknya.
Projo rencananya akan melayangkan surat terbuka kepada presiden yang berisi pernyataan sikap menurunkan harga BBM. Surat tersebut juga akan dikirimkan ke Komisi VII DPR RI dan DPP Projo. (irw/un)