• Berita Terkini

    Minggu, 13 Maret 2016

    GolkarSolo Magnet bagi Caketum

    IRAWAN WIBISONO/JAWA POS RADAR SOLO
    Sebulan, Tiga Kandidat Turba SOLO – Di tengah ketidakjelasan waktu pelaksanaan musyawarah nasional (munas) Partai Golkar, calon ketua umum (caketum) tetap melakukan tebar pesona (tepe) ke akar rumput. Dalam kurun waktu kurang dari sebulan, sedikitnya tiga caketum telah mengumpulkan seluruh pengurus se Jawa Tengah (Jateng) di Kota Solo.

    Setelah Mahyudin, pada 23 Februari  dan Idrus Marham, pada 1 Maret, pekan ini – tepatnya Selasa 8 Maret – giliran Airlangga Hartato yang menyambangi Kota Bengawan. Ketiganya memiliki tujuan yang sama, yakni konsolidasi dengan ketua dan sekretaris DPD II Partai Golkar se Jateng. Dalam acara tersebut juga disampaikan rancangan visi misi masing-masing caketum untuk maju menjadi orang nomor satu di partai berlambang pohon beringin tersebut.

    Ketua DPD  I Partai Golkar Jateng Wisnu Suhardono mengaku menerima seluruh caketum untuk menyampaikan pandangan terkait partai kepada seluruh pengurus DPD II di Jateng. Ia pun memilih bersifat fair memberikan ruang yang sama kepada masing-masing calon. ”Semua calon memiliki kompetensi dan kapabilitas yang tidak perlu ditanyakan. Kita pun memberikan ruang yang sama besarnya terhadap semua saja,” paparnya kepada Jawa Pos Radar Solo, kemarin (12/3).

    Terlepas dari itu semua, lanjut Wisnu, keputusan DPD I Jateng, terkait kemana suara akan diarahkan sudah menjadi hak DPD I atas kesepakatan seluruh DPD II. Hal itu membuatnya harus selektif dan mendalami seluruh karakter caketum yang melakukan konsolidasi di Jateng. ”Kami punya kriteria yang pastinya dapat digunakan sebagai instrumen dalam memilih ketua umum,” beber dia.

    Sementara itu, Airlangga mewacanakan akan membawa kembali gerbong keluarga cendana ke tubuh Partai Golkar agar ruh orisinal partai tersebut tetap hidup. Hal ini mengingat, partai penguasa orde baru tersebut tidak bisa dilepaskan dengan sosok yang biasa disebut sebagai bapak pembangunan, Soeharto.

    Maka pewaris dari penguasa Indonesia selama 32 tahun tersebut harus tetap dihormati dan disertakan dalam kehidupan partai. Ia mewacanakan anak bungsu Soeharto, Hutomo Mandala Putra atau biasa dipanggil Tomy Soeharto akan ditarik menjadi pengurus teras jika ia berhasil menjadi ketua umum Golkar. ”Dia sosok yang tepat. Agar Golkar ke depan lebih diminati masyarakat. Keluarga Pak Harto mempunyai daya tarik,” katanya.

    Selain itu ia juga akan memperjuangkan presiden kedua Soeharto sebagai pahlawan nasional. Sebab jasanya dianggap sangat banyak terhadap negara. Hal tersebut dilakukan berdasarkan desakan sejumlah DPD II di Jateng yang menginginkan sosok Soeharto sebagai ikon Partai Golkar yang tak lekang waktu. ”Salah satu perjuangan partai adalah menjadikan Pak Harto sebagai pahlawan nasional. Sudah saatnya diberikan penghargaan yang pas untuk beliau," ujarnya.

    Jika jalan tersebut dilakukan, maka ia yakin pada pemilu mendatang suara Golkar akan meroket. Sebab masyarakat saat ini rindu kondisi seperti saat Soeharto memimpin. Airlangga mengatakan, Indonesia di bawah kepemimpinan jendaral besar tersebut sangat damai dan aman. ”Jika tidak dilibatkan (keluarga Soeharto, Red), saya yakin suara Golkar akan semakin melorot," beber dia. (irw/un)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top