• Berita Terkini

    Selasa, 08 Maret 2016

    Menatap Langsung Gerhana Matahari Tidak Dianjurkan

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Masyarakat Kabupaten Kebumen dianjurkan dapat menyaksikan Gerhana Matahari Total (GMT) yang akan terjadi Rabu (9/3/2016). Namun, Tim Ahli Badan Hisab Rukyat Daerah Kebumen, Ma'rufin Sudibyo menghimbau agar masyarakat tak menatap langsung ke matahari saat gerhana tengah berlangsung.

    Pasalnya, matahari memancarkan cahaya ultraungu berintensitas tinggi yang bisa merusak ujung syaraf penglihatan apabila terpapar terlalu lama.  "Pada saat gerhana, meredupnya Matahari membuat mata kita meresponnya dengan membuka pupil lebih lebar agar lebih banyak cahaya masuk. Tetapi respon ini berpotensi membuat cahaya ultraungu masuk ke bola mata dalam jumlah lebih banyak dibanding normal. Akibatnya gangguan penglihatan hingga kebutaan yang tak dapat diatasi berpotensi terjadi," paparnya.

    Dengan dasar tersebut, lanjutnya, pihaknya melarang melihat gerhana matahari dengan menatap langsung ke arah matahari tanpa alat apapun. Demikian pula cara legendaris yang kerap dianggap aman, yakni melihat ke arah pantulan cahaya Matahari di permukaan air, pun sebenarnya terlarang. Begitu halnya jika melihat dengan mata terlindungi selembar film sinar–X atau Roentgen bekas.

    Juga bila mata terlindungi dengan sekeping cakram CD bekas. Pun bila mata terlindungi oleh lembaran negatif film, baik hitam putih apalagi berwarna, yang belum dicuci di studio fotografi. Apalagi jika mata kita diarahkan pada teropong yang tak dilengkapi filter Matahari.

    Menurutnya, cara pengamatan seperti itu tak diperkenankan, karena melewatkan cahaya Matahari dalam jumlah jauh lebih besar di atas ambang batas yang diperkenankan. Pada dasarnya manusia dapat menatap matahari dengan aman sepanjang cahaya matahari yang akan memasuki mata telah diperlemah hingga minimal 100.000 kali lipat. "Dengan dasar tersebut maka kita bisa mengamati Gerhana Matahari dengan leluasa dengan beberapa cara yang terbukti aman," imbuhnya.

    Ia menyontohkan, dengan menggunakan minimal tiga lembar negatif film hitam putih yang telah ‘dibakar’ (dipapar sinar matahari lalu dicuci di studio foto), yang ditumpuk atau direkatkan jadi satu. Atau menggunakan kacamata las bernomor 14 ke atas. Juga bisa menggunakan filter Matahari standar yang telah dibentuk sebagai kacamata Matahari. "Atau dapat pula dengan menggunakan teropong yang telah dilengkapi filter matahari," tandasnya.

    BHRD Kabupaten Kebumen sendiri akan melakukan pengamatan gerhana matahari di komplek Masjid Kauman Karanganyar, Rabu (9/3) pagi. Dalam acara tersebut juga akan digelar sholat gerhana.(ori)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top