• Berita Terkini

    Sabtu, 30 Januari 2016

    Eks Gafatar Tiba di Purworejo

    AGUNG/EKSPRES
     Akan Dilakukan Pembinaan di Pusdiklat BKD Kutoarjo
    PURWOREJO- Sebanyak lima warga Purworejo yang eksodus ke Kalimantan Barat dan terindikasi sempat tergabung dengan organisasi terlarang, Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), tiba di Purworejo, Jumat (29/1/2016). Kedatangan rombongan diterima oleh sejumlah pejabat Muspida Purworejo di kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Purworejo sekitar pukul 15.30 WIB.

    Berdasarkan data yang dimiliki Kantor Kesbangpol Purworejo, sejumlah warga tersebut terdiri atas dua pasang suami istri (Pasutri) dan seorang balita. Kelimanya yakni Nanang Kosim (27), Astha Dhiyah (27) dan balita Nastari Praya Dita yang tercatat sebagai warga Desa Kemiri Kecamatan Gebang, serta Bambang Ismanto (27) dan Miftakhul Khasanah (20) warga Desa Kendalrejo Kecamatan Pituruh.

    Asisten Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Purworejo, Gandi Budi Supriyanto SSos, di sela-sela penerimaan mengatakan, sebelumnya mereka ditampung di Asrama Haji Donohudan Boyolali.  Setibanya di Purworejo, Pemkab langsung melakukan pendataan dan pemeriksaan kesehatan untuk selanjutnya ditampung dan dibina di Pusdiklat Badan Kepegawaian Daerah (BKD) di Kutoarjo.

    Nantinya, selama berada di Pusdiklat BKD, para eks Gafatar itu akan mendapatkan materi-materi pembinaan dari lintas sektoral. Antara lain Kepolisian, TNI, Dindikbudpora, Dinas Kesehatan, Dinsosnakertrans, dan Kementerian Agama.

    “Untuk lamanya penampungan dan pembinaan bergantung situasi,” katanya.

    Kepala Kantor Kesbangpol Purworejo, Bambang Gatot Seno Aji SE, menjelaskan, rencananya terdapat 8 warga asal Purworejo yang dipulangkan dalam rombongan pertama ini. Namun, tiga warga lainnya telah memiliki KTP sebagai warga Palembang dan urung kembali ke Purworejo.

    “Ketiga berasal dari Desa Dungus Kecamatan Grabag Purworejo, tetapi saat ini telah ber-KTP Palembang dan ingin tinggal bersama orang tua atau saudaranya disana,” jelasnya.

    Menurut Gatot, berdasarkan informasinya yang diterimanya, masih terdapat 4 warga asal Purworejo lainnya yang belum diketahui kapan akan dipulangkan.

    “Kita menunggu surat dari Gubernur untuk mengambil lagi,” ungkapnya.

    Sementara itu, Asta Dhiyah saat dikonfirmasi mengaku telah tinggal bersama suaminya sekitar 2,5 bulan di Desa Pasir Kecamatan/Kabupaten Mempawah. Di lokasi itu, mereka melakukan aktivitas sebagai petani padi dan sayur-mayur.

    “Saya tidak tahu soal Gafatar, kita kesana murni untuk bertani. Ini baru mau panen sayur-sayuran sudah dipulangkan. Kita juga masih merencanakan perikanan,” katanya.

    Dhiyah melanjutkan, keberangkatannya ke Kalimantan karena keinginannya sendiri dan sepengetahuan dari keluarganya. Menurutnya, meski kondisi di Kalimantan lebih menguntungkan untuk mengubah nasib ekonomi, ia tidak akan kembali lagi kesana dan akan melanjutkan aktivitas di Purworejo.

    “Kalau suruh memilih ya ingin kembali kesana, tapi sepertinya tidak boleh karena tidak aman lagi. Sementara belum ada rencana mau apa, tapi yang terdekat ya pulang ke desa,” ungkapnya. (baj)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top