• Berita Terkini

    Sabtu, 30 Januari 2016

    Doktrin Radikalisme Ancam Generasi Muda

    AGUNG/EKSPRES
    PURWOREJO--Radikalisme yang berkembang di Indonesia selama ini lebih banyak menggunakan agama. Sasaran mereka adalah penanaman doktrin kepada generasi muda, khususnya pelajar.

    Pernyataan itu disampaikan Ken Setiawan, mantan pengikut Negara Islam Indonsia (NII) yang kini menjadi pendiri sekaligus Ketua NII Crisis Centre, saat menjadi narasumber pada acara Penyuluhan Hukum dan HAM Serentak Tahun 2016, di Pendopo Kabupaten Purworejo, Kamis (28/1/2016).

    Sebanyak 450 pelajar perwakilan 26 SMA dan SMK se-Kabupaten Purworejo mengikuti kegiatan itu. "Berdasarkan pengalaman saya, cara perekrutan yang dilakukan NII cukup simple dan tidak membutuhkan waktu lama. anggota radikal biasanya melakukan perekrutan menggunakan pendekatan atas nama agama bagi target yang telah ditentukan," kata Ken Setiawan..

    “Tapi mereka tidak bicara agama, melainkan konsep ketuhanan,” katanya.

    Dalam kesempatan itu, Ken secara langsung memberikan contoh cepatnya perekrutan melalui simulasi terhadap dua pelajar laki-laki. Dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan sederhana, dua pelajar itu pun tampak kebinggungan dan merasa ragu dengan agama yang sekarang dianut serta pemerintahan Indonesia.

    Dicontohkan, beberapa pertanyaan yang sering muncul dalam upaya perekrutan antara lain, berapa jumlah Rukun Islam?, Kapan mulai bersahadad masuk Islam?, Dimana Muhammad lahir? Siapa pemimpin Mekah saat muhammad lahir?.

    Sejumlah pertanyaan itu biasanya akan dilanjutkan dengan pernyataan untuk membuat ragu target terhadap agama dan pemerintah.

    “Intinya, mereka membuat ragu dengan agama dan pemerintahan. Mereka ingin mengubah hukum pemerintah,” jelasnya.(baj)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top