• Berita Terkini

    Minggu, 17 Mei 2015

    Ayah Diterjang Longsor, 79 Rumah Rusak

    Ayah Diterjang Longsor, 79 Rumah RusakKEBUMEN, (KE) - Sedikitnya 79 rumah di wilayah Kecamatan Ayah diterjang longsor, setelah terjadi hujan deras dengan durasi cukup lama yang menerjang wilayah Kecamatan Ayah dan Buayan pada Selasa (4/5) malam. Tak hanya itu sejumlah akses jalan terputus akibat tertimbun longsoran tanah. 
    Seperti di akses Jalan Karangbolong-Gombong  tempatnya di Dukuh Gupit, Desa Jladri, Kecamatan Buayan, sempat tertimbun longsoran tanah. Tetapi berhasil dibuka setelah timbunan tanah dibersihkan oleh warga setempat bersama TNI pada Rabu (6/5). Sedangkan akses jalan yang menghubungkan Desa Pasir dan Banjararjo, Kecamatan Ayah, yang juga tertimbun material longsoran hingga Kamis (7/5/2015) siang masih belum berhasil dibuka penuh. 
    Hal ini terjadi karena material yang menimbun satu-satunya akses jalan antar desa itu cukup banyak. Jalan yang tertimbun longsoran itu sepanjang 30 meter dengan ketebalan material longsoran mencapai 80 centimeter hingga dua meter. Untuk membuka penuh akses jalan ini dibutuhkan waktu dua hari dengan mendatangkan alat berat milik Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Kebumen. 
    "Untuk membuka akses itu terpaksa harus mendatangkan alat berat. Karena kalau dilakukan manual akan memakan waktu lama, dengan alat berat saja diperkirakan sampai dua hari," terang Kepala Seksi Kedaruratan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kebumen, Arif Rahmadi, bersama Kepala Seksi Logistik, Basori, di ruang kerjanya, Kamis (7/5).
    Arif Rahmadi menjelaskan, berdasarkan data BPBD Kebumen terdapat sejumlah rumah di wilayah Kecamatan Ayah tertimbun longsor, yang mengakibatkan kerusakan ringan, sedang hingga berat. Adapun rinciannya, tujuh rumah di Desa Jintung, 15 rumah di Desa Srati, lima rumah di Desa Karangduwur, dan satu rumah di di Desa Argopeni. Sedangkan, desa dengan jumlah rumah warga tertimbun longsor terbanyak terjadi di Desa Pasir, sebanyak 51 rumah. "Untuk rincian kerusakan berat, sedang, dan ringan serta jumlah kerugiannya masih kita lakukan pencermatan lebih lanjut," ujarnya. 
    Kepala Desa Karangbolong Sobirin mengakui, adanya penambangan batu yang beroperasi di desanya itu berdampak pada pendangkalan Sungai Manggis. Menurut dia, sebenarnya Sungai Manggis sudah pernah dinormalisasi. Tetapi saat banjir, material sedimentasi kembali memenuhi aliran sungai. "Penambangan batu yang sudah beroperasi selama dua tahun itu mengantongi izin. Katanya pihak penambang akan bertanggung jawab. Kami masih menunggu realisasinya," tandasnya.(ori)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top