Harus Naik Turun Bukit dan Medan Berlumpur, Belum Dapat Perhatian dari Pemerintah
Bagi sejumlah warga khususnya pelajar Kebumen, belejar di sekolah tidaklah mudah. Bahkan tergolong terjal. Seperti yang dialami anak-anak di Kecamatan Sempor ini. Berada di wilayah pegunungan, medan menjadi tantangan bahkan tembok tinggi penghambat mereka mengenyam pendidikan. Seperti apa?
-----------------------------
IMAM WAHYUDI, Sempor
---------------------------
HARI-HARI ini beredar video amatir yang beredar di Grup Whatsapp. Video ini menggambarkan sejumlah siswa SD yang tengah berangkat sekolah. Mereka melewati, jalan yang licin dan berlumpur.
Belakangan diketahui, itu bukan adegan film atau drama. Itulah realita para siswa di Desa Kenteng dan Donorojo Kecamatan Sempor. Para pelajar disana, harus menempuh jalanan berbukit dan berlumpur.
Dihubungi kemarin, Kades Donorojo, Admin, mengamini kondisi tersebut. Ia menyampaikan betapa sulitnya akses jalan di desanya. Kondisi ini disebutnay sudah berlangsung selama bertahun-tahun dan belum ada perbaikan dari pemerintah.
Menurutnya, beberapa tahun yang lalu, warga pernah melaporkan hal tersebut ke Bupati Kebumen saat itu. Laporan tersebut ditanggapi dan akan segera diperbaiki pada tahun 2023 oleh Dinas PUPR.
Dinas PUPR dan badan perencanaan juga telah melakukan pengecekan ke lapangan sekitar September 2022 lalu. Hingga saat ini, masyarakat di kedua desa tersebut, masih menunggu ada perbaikan dari pemerintah.
“Warga sudah pernah lapor ke Pak Bupati. Ditanggapi dan rencana akan dibangun pada tahun 2023 ini. Ada surat nya katanya mau diperbaiki tahun ini PUPR,” tuturnya baru-baru ini.
Sebenarnya jalan tersebut sudah pernah ada penggarapan dengan pengecoran rabat beton pada pada tahun 2017 lalu. Pada tahun tersebut perbaikan dilakukan dari Ketileng sampai dengan SDN 1 Donorojo sekitar 3-4 kilometer. Ini menghabiskan dana sebesar Rp 6,9 milyar. Sedangkan di tahun 2018 pembangunan juga kembali dilanjutkan dari SDN 1 Donorojo hingga ke Menganti, kemudian di tahun 2019 ada pembangunan Jembatan Kedungkunir.
Untuk tahun 2020 hingga saat ini belum ada pembangunan kembali oleh pemerintah. Utamanya di jalur jalan Kenteng Donorojo. Meski begitu masyarakat juga tidak tinggal diam, mereka saling baju membahu bersama dengan Kepala Desa untuk melakukan perbaikan secara swadaya.
Beberapa pembangunan juga dilakukan oleh Paguyuban Warga Kalikumbang (Pawakal) yang selalu bersemangat untuk kemajuan insfrastruktur jalan di desanya. Dimana sudah ada beberapa titik yang dibangun oleh paguyuban tersebut dan juga dana pribadi dari Kades yakni jalan di tanjakan Jatiteken, tanjakan Donkek dan juga tanjakan Kalenbanteng.
Akibat kondisi jalan rusak, juga menyebabkan banyak anak yang putus sekolah. Kebanyakan hanya lulusan SD, karena sulitnya akses jalan untuk menuju ke sekolah.
Menurut pengalaman Admin, yang pernah menjadi Guru GTT sebelum menjabat Kades, dari 24 siswa SD yang melanjutkan hanya 10 anak. Adapuan 14 anak lainnya memilih untuk tidak melanjutkan. Sedangkan yang 10 tersebut, yang selesai hingga SMP paling ada sekitar 6 anak. Sedangan yang melanjutkan hingga tingkat SMA paling hanya tersisa dua anak.
Sementara itu pengurus Pawakal H Sofiudin mengaku sangat berharap segera ada perbaikan oleh pemerintah terkait dengan jalan di desanya. Paling tidak ada pengecoran jalan dari desa Donorojo hingga ke Desa Kenteng.
Menurutnya, saat musim hujan aktifitas ekonomi warga lumpuh total. Selain itu, akibat jalan rusak juga mengganggu pendidikan para pelajar yang berada di desa, seperti yang ada di video.
Begitu juga dengan akses kesehatan masyarakat, kalau medan jalan masih seperti itu, warga akan sangat sulit menuju ke pusat kesehatan yang berada di Kecamatan Gombong. Untuk kendaraan roda dua sulit untuk melewati jalan tersebut apalagi kendaraan roda empat.
“Sedih lihat kampung saya sendiri. Mudah-mudahan perbaikan dapat cepat direalisasikan,” ucapya. (mam)