KEBUMEN(kebumenekspres.com)- Kasus Stunting hingga kini masih menjadi momok yang menakutkan bagi tumbuh kembang anak di Kebumen. Pemkab Kebumen pun serius dalam menggarap percepatan penurunan angka stunting, bagi anak di Kebumen.
Selain gizi buruk, faktor penyebab stunting juga berkaitan dengan kualitas air yang dikonsumsi masyarakat. Artinya ketidaktersediaan air bersih berpengaruh, terjadinya stunting. Dengan menggandeng PDAM Tirta Bumi sentosa diharapkan Dinas Kesehatan (Dinkes) dapat segera menurunkan angka stunting di Kebumen.
Penandatanganan Memorandum Of Understanding (MOU) tersebut berlangsung di Ruang Auditorium RSUD Dr Soedirman Kebumen, Selasa (15/2/2022). Hadir dalam kesempatan tersebut Asisten 1 Nugroho Tri Waluyo, Direktur RSUD Soedirman Kebumen dr Widodo Suprihantoro, Direktur PDAM Tirta Bumi Sentosa Zein Musta'in, Rektor Unimugo Kebumen dan sejumlah direktur rumah sakit baik swasta dan negeri serta Kepala Puskesmas dan Koordinator Lapangan KB dari seluruh Kabupaten Kebumen.
Kepala Dinkes PPKB Kebumen dr Budi Satrio usai kegiatan mengatakan meski kasus stunting di Kebumen hingga saat ini sudah cukup rendah, namun belum nol. Inilah yang kemudian masih menjadi PR pemerintah, agar kasus tersebut bisa segera tertuntaskan.
Dan dalam penanganannya, diperlukan multidisiplin yang kua. Sebab faktor penyebab di antaranya adalah kurangnya pemenuhan gizi dari orang tua ke anak dan juga kualitas air. Air juga sangat berperan dalam penyumbang angka stunting. Dimana kualitas air yang buruk bisa menyebabkan pertumbuhan anak menjadi terganggu. “Faktor yang luar biasa adalah air yang tidak baik yang menyebabkan diare dan kemudian menjadi stunting,” jelasnya.
Dikatakan, dalam penanganan kasus stunting di Kebumen juga perlu adanya pendekatan ilmiah. Dengan demikian Dinkes juga bekerjasama dengan Perguruan tinggi. Agar bisa memberikan pemahaman bagi masyarakat melalui pendekatan ilmiahnya.
Kerjasama juga dilakukan dengan Rumah sakit baik negeri maupun swasta yang ada di Kebumen. Dimana pelayanan KB dan Stunting penanganannya ada di Rumah Sakit, hal ini tentunya agar ada kepastian, agar kasus stunting bisa segera tertangani. “Sehingga dengan perjanjian ini, kedekatan kita bisa semakin ada kepastian, kita akan kirim asetor asetor dalam kasus stunting agar tertangani dengan cepat dan baik,” ungkapnya.
Sementara itu Direktur PDAM Kebumen Zein Musta'in menyampaikan menurut riset dari Kemenkes pada 2019 lalu, penyebab stunting diantaranya adalah gizi buruk sekitar 40 persen. Akan tetapi faktor yang lebih besar lagi adalah disebakan oleh tidak adanya air bersih dan sanitasi yang buruk yang menyumbang penyeba hingga 60 persen.
Sehingga air bersih menjadi faktor esensial dalam pencegahan stunting disamping pemberian asupan gizi yang baik untuk anak. Menurutnya, PDAM Tirta Bumi Sentosa memiliki 27 parameter untuk menghasilkan air bersih yang siap minum.
Dimana diantaranya ada faktor Fisik, biologi dan kimia, yang termasuk juga di dalamnya bau, warna, dan bakteri E- coly. Kualitas air tersebut tentunya harus sesuai dengan program kerja Indikator Kinerja Kualitas Air (KuA) Program Hibah Air Minum Berbasis Kinerja (HAMBK).
Untuk itu, Perumda Air Minum Tirta Bumi Sentosa mendorong pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan Kebumen untuk melakukan uji kualitas air. Yang tentunya sesuai dengan Permenkes no 492 tahun 2010 dan Permenkes no 736 tahun 2010 tentang persyaratan kualitas air minum dan persyaratan tata laksana pengawasan air minum.
“Perumda Air Minum, Tirta Bumi Santosa senantiasa menguji itu ada 27 parameter dari masalah fisik masalah kimia termasuk didalam nya adalah bakteri e-coly kemudian ada bau warna kesadahan dan suhu, dan satu ada yang tidak memenuhi setandar buku kita langsung sampaikan kepada Dinkes secara lab untuk dilakukan uji ulang,” ucapnya. (mam)